DOKTER

8 Kesalahan Fatal Saat Cuaca Panas yang Dokter Larang Keras

8 Kesalahan Fatal Saat Cuaca Panas yang Dokter Larang Keras
8 Kesalahan Fatal Saat Cuaca Panas yang Dokter Larang Keras

JAKARTA - Musim panas membawa suhu tinggi yang sering kali membuat banyak orang hanya fokus pada pendingin ruangan, es krim, atau rencana liburan. Namun, para dokter mengingatkan bahwa gelombang panas bukan sekadar soal ketidaknyamanan, melainkan ancaman serius yang dapat membahayakan nyawa, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan mereka yang kurang menyadari kondisi tubuhnya sendiri.

Mencatat rekor kematian tertinggi akibat panas ekstrem di Amerika Serikat, dan tren suhu panas yang meningkat diprediksi akan terus berlanjut. Oleh karena itu, para tenaga medis memiliki delapan larangan penting yang harus dihindari saat cuaca sangat panas. Berikut ini penjelasan lengkapnya:

Mengabaikan “Real Feel” Cuaca: Kesalahan Berbahaya

Banyak orang hanya mengandalkan suhu udara yang tertera di aplikasi cuaca tanpa memperhatikan kondisi sebenarnya. Para dokter justru lebih memerhatikan indeks UV dan “heat index” yang menggabungkan suhu udara dan kelembapan, sehingga menggambarkan seberapa panas sebenarnya tubuh merasakan suhu tersebut.

Misalnya, suhu 32°C bisa terasa seperti 40°C jika kelembapan tinggi. Karena itu, sebelum keluar rumah, sangat penting mengetahui heat index agar bisa menyesuaikan aktivitas dan perlindungan tubuh dengan tepat.

Menunggu Haus Baru Minum Adalah Kesalahan Fatal

Rasa haus sebenarnya merupakan tanda bahwa tubuh sudah mulai mengalami dehidrasi. Dokter menyarankan untuk minum secara rutin sebelum merasa haus, terutama saat melakukan aktivitas di luar ruangan.

“Jangan tunggu haus baru minum. Tubuh Anda sudah kekurangan cairan sejak itu,” tegas para dokter. Selain air putih, tubuh juga membutuhkan elektrolit seperti natrium dan kalium yang hilang melalui keringat. Larutan sederhana dari gula, garam, dan air dapat menjadi pengganti minuman elektrolit komersial yang harganya lebih mahal.

Hindari Minum Alkohol di Tengah Terik Matahari

Minuman beralkohol seperti bir dingin mungkin terasa menyegarkan di cuaca panas, tetapi alkohol memiliki efek diuretik yang mempercepat dehidrasi. Kondisi ini justru meningkatkan risiko heat stroke dan komplikasi kesehatan lainnya.

Dokter sangat menyarankan untuk mengganti alkohol dengan air putih atau minuman elektrolit ringan agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik saat menghadapi cuaca panas.

Jangan Beraktivitas di Jam Terpanas

Suhu udara paling tinggi biasanya terjadi antara pukul 12.00 hingga 16.00. Para dokter menyarankan untuk menghindari kegiatan berat di luar ruangan selama waktu tersebut.

Kegiatan seperti olahraga, berkebun, atau pekerjaan fisik lainnya sebaiknya dilakukan di pagi hari sebelum matahari terbit atau saat sore menjelang malam, ketika suhu lebih rendah dan risiko gangguan kesehatan akibat panas jauh berkurang.

Memakai Pakaian yang Tidak Sesuai

Memakai pakaian tebal, gelap, atau berbahan sintetis saat cuaca panas dapat memperparah risiko dehidrasi dan heat exhaustion. Para dokter menyarankan untuk mengenakan pakaian yang longgar, berwarna terang, dan terbuat dari bahan yang menyerap keringat seperti katun.

Penggunaan topi dan kacamata hitam juga sangat dianjurkan untuk melindungi kulit dan mata dari paparan langsung sinar UV.

Mengabaikan Gejala Heat Stroke dan Heat Exhaustion

Beberapa orang sering kali menganggap sepele gejala awal heat stroke seperti pusing, mual, keringat berlebih, dan kelelahan. Padahal, kondisi ini bisa berkembang cepat menjadi masalah serius yang mengancam nyawa.

Dokter mengingatkan untuk segera mencari tempat sejuk dan minum air jika merasakan tanda-tanda tersebut. Bila gejala memburuk, harus segera mendapat penanganan medis.

Mengandalkan Pendingin Ruangan tanpa Perawatan

AC adalah alat penting untuk menghadapi panas, tetapi penggunaan AC tanpa perawatan yang baik bisa menyebabkan masalah kesehatan baru, seperti infeksi saluran pernapasan.

Para ahli menyarankan untuk rutin membersihkan filter AC dan menjaga sirkulasi udara agar tetap sehat, serta tidak mengandalkan AC secara berlebihan sehingga tubuh tetap terbiasa beradaptasi dengan suhu lingkungan.

Mengabaikan Perlindungan Kulit

Paparan sinar matahari yang berlebihan dapat menyebabkan kulit terbakar (sunburn) yang berisiko memicu kanker kulit. Menggunakan tabir surya dengan SPF yang sesuai dan mengaplikasikannya secara rutin adalah tindakan preventif penting.

Selain itu, batasi waktu berada di bawah sinar matahari langsung terutama bagi anak-anak dan lansia yang lebih rentan terhadap dampak buruk sinar UV.

Kesadaran Kunci Utama Hadapi Cuaca Panas

Dengan kondisi iklim yang semakin panas dan ekstrim, pemahaman terhadap risiko serta langkah-langkah pencegahan menjadi sangat penting. Para dokter menegaskan bahwa mengikuti delapan larangan tersebut bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga menyangkut keselamatan nyawa.

Kunci utama adalah menjaga hidrasi, mengatur aktivitas sesuai kondisi cuaca, memakai pakaian yang tepat, serta mengenali tanda-tanda bahaya akibat panas.

“Jangan remehkan gelombang panas. Kewaspadaan dan penanganan dini bisa menyelamatkan hidup Anda dan orang terdekat,” pesan para tenaga medis.

Jaga diri dan keluarga Anda dengan cermat saat menghadapi musim panas. Tetap pantau perkembangan cuaca dan sesuaikan aktivitas agar tetap sehat dan aman dari risiko panas ekstrem.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index