MINYAK

Prabowo Apresiasi Bahlil atas Produksi Minyak Blok Cepu

Prabowo Apresiasi Bahlil atas Produksi Minyak Blok Cepu
Prabowo Apresiasi Bahlil atas Produksi Minyak Blok Cepu

JAKARTA  – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto secara resmi mengapresiasi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, atas keberhasilan peningkatan produksi minyak dari Blok Cepu, khususnya di Lapangan Banyu Urip. Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden dalam peresmian produksi tambahan secara virtual.

Dalam sambutannya dari Istana Negara, Presiden Prabowo menyoroti keberhasilan Kementerian ESDM dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam mengelola proyek ini secara efisien dan bersih dari kepentingan pribadi maupun kelompok.

“Saya sampaikan penghargaan kepada Bahlil Lahadalia Menteri ESDM beserta seluruh jajaran ESDM dan SKK Migas yang telah bekerja sangat baik dan menghasilkan sesuatu yang nyata demi rakyat,” ujar Presiden Prabowo.

Produksi Minyak Blok Cepu Tembus 180.000 Barel per Hari

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo meresmikan peningkatan produksi sebesar 30.000 barel per hari, yang berasal dari proyek Banyu Urip Infill Clastic (BUIC). Dengan tambahan ini, total produksi di Blok Cepu kini mencapai 180.000 barel per hari, atau sekitar 25 persen dari total lifting minyak nasional.

Presiden menyatakan bahwa produksi energi nasional harus dikelola dengan prinsip efisiensi dan diarahkan untuk kesejahteraan rakyat, sejalan dengan visi pemerintahannya yang menargetkan swasembada energi dalam beberapa tahun ke depan.

“Berilah yang terbaik untuk rakyat Indonesia. Kita harus bisa menghasilkan energi dengan efisien, tidak mahal, dan memotong jalur logistik yang tidak perlu,” tegasnya.

Target 1 Juta Barel per Hari pada 2029–2030

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa pencapaian ini merupakan bagian dari arahan langsung Presiden untuk mengejar target swasembada energi nasional, dengan produksi minyak nasional ditargetkan mencapai 900 ribu hingga satu juta barel per hari pada tahun 2029–2030.

“Untuk urusan energi, kita harus swasembada. Target kita adalah 900 ribu hingga satu juta barel per hari pada 2029–2030,” ujar Bahlil.

Ia juga menambahkan bahwa proyek BUIC telah berhasil diselesaikan 10 bulan lebih cepat dari jadwal, hanya dalam waktu 8 bulan sejak dimulai pada tahun 2024. Hal ini menunjukkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, perusahaan nasional, dan perusahaan asing dalam sektor energi.

Proyek BUIC: Efisien, Cepat, dan Mengandalkan Tenaga Lokal

Proyek BUIC sendiri mencakup pengeboran tujuh sumur baru yang dikerjakan oleh PT Pertamina Drilling Services Indonesia. Menariknya, proyek ini menggunakan rig buatan dalam negeri, sebagai bentuk dukungan terhadap industri dalam negeri dan pengurangan ketergantungan terhadap produk impor.

“Kami mulai proyek ini sejak hari keenam pelantikan Presiden. Alhamdulillah, ExxonMobil dan Pertamina langsung bekerja dan berhasil menambah 30 ribu barel per hari,” ungkap Bahlil.

Blok Cepu yang dikelola oleh ExxonMobil bersama mitra nasional, termasuk Pertamina, tercatat telah menarik total investasi sebesar 4 miliar dolar AS dan memberikan kontribusi lebih dari 30 miliar dolar AS ke kas negara.

Selain itu, proyek ini juga memberikan dampak ekonomi lokal yang signifikan dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Kabupaten Bojonegoro dan Kecamatan Cepu. Bahkan, 99 persen tenaga kerja yang terlibat berasal dari dalam negeri, mencerminkan komitmen terhadap pemberdayaan sumber daya manusia nasional.

Peran Strategis Blok Cepu dalam Ketahanan Energi Nasional

Blok Cepu merupakan salah satu tulang punggung produksi minyak nasional. Dengan kontribusinya yang besar terhadap total lifting nasional, proyek ini memiliki peran strategis dalam menjaga ketahanan energi Indonesia.

Kinerja positif dalam pengelolaan blok ini juga mencerminkan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta Badan Usaha Milik Negara dan mitra internasional. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa dengan perencanaan yang matang dan pengawasan yang kuat, Indonesia mampu mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan dan efisien.

Presiden Prabowo juga menegaskan bahwa keberhasilan ini harus menjadi contoh dalam pengelolaan sektor energi lainnya.

Harapan Presiden: Energi Terjangkau dan Berkelanjutan

Presiden Prabowo menutup sambutannya dengan menyerukan pentingnya pengelolaan energi yang tidak hanya efisien, tetapi juga terjangkau oleh masyarakat. Ia menyampaikan tekad menjadikan Indonesia sebagai negara yang tidak hanya mandiri dalam energi, tetapi juga memastikan bahwa energi menjadi alat pemerataan kesejahteraan nasional.

“Kita ingin Indonesia mandiri energi. Rakyat harus menikmati energi dengan harga yang layak dan adil. Ini misi kita bersama,” ujarnya.

Peningkatan produksi minyak Blok Cepu bukan hanya capaian teknis, tetapi juga simbol sinergi dan efisiensi dalam tata kelola energi nasional. Dengan target swasembada yang ambisius pada 2029–2030, pemerintah di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto terus mendorong pengelolaan sumber daya yang efisien dan berorientasi pada kepentingan rakyat.

Keberhasilan proyek BUIC ini diharapkan menjadi momentum positif dalam meningkatkan investasi, memperkuat kapasitas dalam negeri, dan mendorong pencapaian kemandirian energi Indonesia dalam jangka panjang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index