JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) resmi melakukan penyuntikan modal sebesar Rp6,56 triliun kepada entitas anak usahanya, Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS). Modal tersebut diberikan dalam bentuk shareholder loan (SHL) atau pinjaman dari pemegang saham perseroan kepada JBS. Transaksi injeksi modal ini telah disahkan dan tercatat sebagai langkah strategis Jasa Marga dalam mendukung pengembangan proyek jalan tol di wilayah Kalimantan Timur.
“Pemberian modal ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk memperkuat struktur permodalan anak usaha, agar dapat memenuhi kebutuhan pendanaan, khususnya pelunasan dipercepat atas pinjaman investasi yang sedang berjalan,” ungkap manajemen Jasa Marga.
Tujuan Transaksi dan Manfaat Injeksi Modal
Pemberian shareholder loan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan JBS dalam rangka melunasi pinjaman kredit investasi secara lebih cepat. Dengan adanya pelunasan dipercepat tersebut, JBS diharapkan memiliki beban utang yang lebih ringan dan posisi keuangan yang lebih sehat. Hal ini tentu berpengaruh positif terhadap kelangsungan proyek infrastruktur tol yang dikelola JBS, khususnya jalan tol Balikpapan-Samarinda yang menjadi salah satu proyek strategis nasional.
“Dengan penguatan modal ini, JBS dapat lebih fokus menjalankan pengembangan dan operasional proyek, sehingga mendukung konektivitas dan pertumbuhan ekonomi di kawasan Kalimantan Timur,” jelas manajemen.
Sebagai pemegang saham eksisting dan pengendali langsung, Jasa Marga memanfaatkan peluang ini untuk menjaga stabilitas keuangan dan operasional anak usaha yang memiliki peranan penting dalam portofolio bisnis perseroan.
Transaksi Afiliasi Sesuai Regulasi OJK
Transaksi shareholder loan yang dilakukan Jasa Marga kepada JBS masuk dalam kategori transaksi afiliasi. Berdasarkan Pasal 1 POJK No. 42 Tahun 2020, transaksi afiliasi merupakan transaksi antara perusahaan dan pihak-pihak yang memiliki hubungan pengendalian atau dikendalikan secara langsung maupun tidak langsung.
“JBS merupakan anak usaha yang sepenuhnya dikendalikan oleh Jasa Marga, sehingga transaksi ini termasuk dalam kategori afiliasi dan telah dilakukan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku,” jelas pihak perseroan.
Penegasan ini penting agar transparansi dan tata kelola perusahaan tetap terjaga sesuai dengan prinsip-prinsip good corporate governance (GCG) yang diterapkan Jasa Marga.
Dampak Finansial Terhadap Laporan Keuangan Jasa Marga
Pelaksanaan transaksi injeksi modal ini membawa dampak signifikan pada beberapa pos keuangan Jasa Marga. Pertama, saldo kas dan setara kas perseroan berkurang sebesar Rp4,56 triliun. Penurunan ini menunjukkan realisasi pembayaran shareholder loan kepada JBS.
Di sisi lain, saldo utang bank Jasa Marga bertambah sebesar Rp2 triliun. Penambahan utang ini kemungkinan terkait dengan pembiayaan modal kerja perseroan atau pembiayaan lainnya yang dilakukan untuk mendukung likuiditas perusahaan setelah pengeluaran dana ke JBS.
Selain itu, terdapat kenaikan saldo piutang lain-lain sebesar Rp6,56 triliun, yang merefleksikan pemberian pinjaman kepada anak usaha. Kenaikan piutang ini menjadi aset perseroan di laporan keuangan.
Meskipun demikian, laporan proforma laba rugi konsolidasi tidak menunjukkan perubahan signifikan pada pendapatan dan beban setelah transaksi dilaksanakan. Hal ini menandakan bahwa transaksi ini tidak memberikan dampak langsung terhadap profitabilitas perseroan dalam jangka pendek.
Strategi Jasa Marga Perkuat Anak Usaha
Langkah Jasa Marga menyuntikkan modal ke anak usaha ini merupakan bagian dari strategi korporasi dalam memperkuat kapabilitas keuangan dan operasional entitas anak yang memiliki potensi besar dalam pengembangan jalan tol nasional.
“Perkuatan modal kepada JBS akan membantu mempercepat penyelesaian proyek dan pengembangan jaringan jalan tol di Kalimantan Timur yang strategis bagi konektivitas nasional,” ujar pihak Jasa Marga.
Proyek jalan tol Balikpapan-Samarinda yang dikelola oleh JBS sangat krusial untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah dan membuka akses transportasi yang lebih efisien di kawasan tersebut.
Proyeksi Ke Depan dan Harapan Investor
Dengan penguatan struktur modal yang solid, Jasa Marga berharap anak usahanya dapat menjalankan program pengembangan dengan lebih optimal. Ini juga menjadi sinyal positif bagi para investor dan pemangku kepentingan yang menantikan kinerja bisnis yang berkelanjutan.
“Investor dapat memantau perkembangan keuangan dan operasional Jasa Marga dan anak usahanya, yang diharapkan mampu memberikan nilai tambah jangka panjang,” jelas analis pasar modal.
Selain itu, langkah ini juga menjadi bukti nyata bahwa Jasa Marga konsisten menjalankan peran strategisnya dalam membangun infrastruktur nasional demi kemajuan ekonomi Indonesia.
Injeksi modal sebesar Rp6,56 triliun ke anak usaha Jasamarga Balikpapan Samarinda oleh Jasa Marga merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan keuangan dan memperkuat proyek-proyek strategis tol di Indonesia. Dengan dukungan pendanaan yang memadai, diharapkan JBS dapat mempercepat pelunasan utang serta mengoptimalkan operasional dan pengembangan infrastrukturnya.
Ke depan, Jasa Marga diperkirakan akan terus fokus pada sinergi dan penguatan anak usaha demi mendukung visi membangun jaringan jalan tol nasional yang efisien, handal, dan berkelanjutan.