DANANTARA

Danantara Raih Pendanaan Besar, Sinyal Kepercayaan Investor Asing

Danantara Raih Pendanaan Besar, Sinyal Kepercayaan Investor Asing
Danantara Raih Pendanaan Besar, Sinyal Kepercayaan Investor Asing

JAKARTA - Momentum penting tengah dialami Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Di tengah dinamika ekonomi global dan komitmen pemerintah Indonesia dalam memperkuat fondasi investasi nasional, lembaga ini berhasil menarik perhatian dunia. Bulan ini, Danantara akan memperoleh pendanaan luar negeri dalam jumlah besar menjadi penanda besarnya kepercayaan investor internasional terhadap masa depan ekonomi Indonesia.

Seperti disampaikan langsung oleh Kepala BPI Danantara Rosan Perkasa Roeslani, pendanaan yang akan masuk dari bank asing mencapai US$ 10 miliar atau sekitar Rp 162 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.185 per dolar AS). Pengumuman tersebut disampaikan di hadapan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat acara peresmian Wisma Danantara di kawasan Gatot Subroto, Jakarta.

Perjalanan Singkat, Capaian Cepat

Sejak resmi diluncurkan oleh Presiden Prabowo, BPI Danantara menunjukkan akselerasi yang luar biasa. Dalam waktu kurang dari lima bulan, lembaga ini telah membangun kerja sama investasi internasional senilai US$ 7 miliar.

Negara-negara mitra dalam kerja sama tersebut bukan sembarangan. Ada Qatar, Rusia, Cina, hingga Australia yang telah menanamkan kepercayaan mereka kepada Danantara. Dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 1 Juli 2025, Rosan mengungkapkan bahwa gelombang dukungan internasional ini belum akan berhenti.

“Bahkan, pada Juli mendatang, lembaga ini diproyeksikan mendapatkan tambahan pendanaan baru sebesar US$ 10 miliar dari perbankan luar negeri,” ujarnya.

Masuknya pembiayaan ini bukan hanya soal nilai yang besar, tetapi juga mencerminkan bagaimana Indonesia kini mulai dilihat sebagai kawasan strategis untuk penanaman modal jangka panjang.

Tumbuh Bersama Harapan Presiden

Dalam pernyataannya, Rosan menekankan bahwa capaian ini menunjukkan kepercayaan yang besar dari luar negeri terhadap Danantara dan arah kebijakan ekonomi Indonesia. Ia juga mengungkapkan bahwa lembaganya masih menjajaki sejumlah kerja sama dan pendanaan lainnya untuk memperkuat peran Danantara sebagai institusi investasi nasional yang kredibel.

“Kami pun masih menjajaki beberapa kerja sama lain dan juga pendanaan lain,” kata Rosan.

Tak hanya membawa dana masuk, Danantara kini juga bertanggung jawab besar dalam mengelola aset negara. Disebutkan oleh Rosan bahwa saat ini Danantara mengelola aset senilai lebih dari US$ 1 triliun, dan menaungi sebanyak 889 Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Tanggung jawab yang sangat besar, kami berkomitmen penuh, Bapak Presiden, Bapak Wakil Presiden, untuk menjaga amanah ini sebaik-baiknya," ujar eks Menteri Investasi itu.

Simbol Kebangkitan Baru dari Wisma Danantara

Momentum pengumuman pendanaan besar itu bersamaan dengan peresmian kantor baru Danantara: Wisma Danantara Indonesia. Kantor ini resmi menjadi pusat operasional lembaga tersebut ke depan.

Dalam unggahan di akun Instagram resmi @presidenrepublikindonesia, Presiden Prabowo tampak melakukan syukuran pemotongan tumpeng sebagai simbol peresmian. Ia didampingi Wakil Presiden Gibran dan para pimpinan Danantara serta jajaran menteri dari Kabinet Merah Putih.

“Presiden, didampingi oleh Wakil Presiden beserta jajaran pimpinan Danantara dan para menteri Kabinet Merah Putih, mengunjungi Wisma Danantara Indonesia yang resmi menjadi kantor Badan Pengelola Investasi Danantara ke depan,” tulis Prabowo dalam unggahannya.

Prabowo menyampaikan harapannya agar lembaga ini dapat terus tumbuh dan berkembang sebagai dana pengelolaan kekayaan negara yang andal.

“Serta memberikan manfaat besar bagi peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia,” tambahnya.

Struktur, SDM, dan Visi Internasional

Penting dicatat bahwa Danantara bukan sekadar badan investasi biasa. Pembentukan strukturnya pun dilakukan melalui mekanisme seleksi yang ketat. Rosan sebelumnya mengakui bahwa ia menggunakan jasa headhunter profesional untuk memilih para pengurus Danantara, demi memastikan kualitas dan kapabilitas lembaga ini bertaraf global.

Salah satu langkah strategis lainnya adalah dengan menghadirkan Helman Sitohang sebagai Dewan Penasihat Danantara. Helman adalah seorang tokoh perbankan dunia asal Indonesia yang lahir di Praha dan pernah menjabat CEO Credit Suisse Asia Pasifik.

Keputusan ini dinilai sebagai langkah cerdas untuk membangun kredibilitas Danantara di mata investor internasional.

Simbol Kedaulatan Ekonomi dan Daya Saing Global

Dengan portofolio aset besar, jaringan mitra global, serta dukungan penuh dari pemerintah, Danantara kini memposisikan diri sebagai lambang kedaulatan ekonomi Indonesia di ranah internasional.

Langkah Danantara mengamankan pendanaan jumbo ini adalah bagian dari upaya mengoptimalkan kekayaan negara untuk pembiayaan proyek strategis nasional, sekaligus mendorong efisiensi, profesionalisme, dan transparansi dalam pengelolaan aset negara.

Meskipun masih tergolong muda, Danantara menunjukkan tanda-tanda kuat akan menjadi pemain utama di dunia investasi global. Di balik angka-angka fantastis itu, ada arah baru yang sedang dibangun: ekonomi Indonesia yang berdaulat, kompetitif, dan inklusif.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index