ENERGI

Energi Surya Dominasi Masa Depan Listrik Pulau Timor Sumbawa

Energi Surya Dominasi Masa Depan Listrik Pulau Timor Sumbawa
Energi Surya Dominasi Masa Depan Listrik Pulau Timor Sumbawa

JAKARTA - Indonesia adalah negara kepulauan dengan ribuan pulau yang tersebar luas. Salah satu tantangan terbesar dalam pengelolaan energi nasional adalah memastikan pasokan listrik yang andal dan ramah lingkungan ke pulau-pulau terpencil. Pulau Timor, Sumbawa, dan Sulawesi kini mendapat sorotan khusus karena potensinya dalam mengembangkan energi terbarukan, terutama energi surya, untuk menggantikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis bahan bakar fosil.

Menurut kajian Institute for Essential Services Reform (IESR), pengembangan sistem kelistrikan berbasis energi terbarukan di pulau-pulau tersebut bukan hanya memungkinkan, tapi juga lebih efisien dan ekonomis dibandingkan memperluas jaringan listrik konvensional yang harus menggunakan kabel bawah laut mahal dan rentan gangguan. Kajian ini mengungkapkan peluang Indonesia dalam membangun sistem kelistrikan mandiri yang bersih dan berkelanjutan, yang juga akan mengurangi ketergantungan terhadap BBM impor.

Potensi Energi Surya di Pulau Timor dan Strategi Pengembangan

Pulau Timor memiliki potensi energi terbarukan mencapai 30,81 gigawatt (GW), dengan energi surya sebagai kontributor terbesar yakni 20,72 GW. Ini merupakan angka yang sangat besar yang dapat mengubah wajah kelistrikan pulau tersebut. Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, menyatakan bahwa dalam jangka pendek antara 2025 hingga 2035, strategi utama adalah mengganti pembangkit listrik berbahan fosil seperti PLTU dan PLTG dengan pembangkit energi terbarukan.

Lebih jauh, pada jangka panjang 2036 hingga 2050, Timor akan melakukan pensiun dini terhadap PLTU dan menggantinya dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berskala besar yang dilengkapi dengan sistem penyimpanan daya (baterai). “Pada 2050, sistem kelistrikan Timor akan berbasis 82 persen tenaga surya, 9 persen mini hidro, 6 persen angin, dan 3 persen biomassa,” ungkap Fabby. Ini menunjukkan komitmen dan kesiapan Timor dalam bertransformasi menuju energi bersih dan berkelanjutan.

Sumbawa dan Inovasi Energi Hijau Jangka Panjang

Pulau Sumbawa juga menyimpan potensi energi terbarukan sebesar 10,21 GW, dengan 8,64 GW berasal dari energi surya. Menurut Alvin P Sisdwinugraha, analis IESR, strategi jangka pendek di Sumbawa menitikberatkan pada penggantian proyek pembangkit fosil yang sudah direncanakan, sedangkan strategi jangka panjang hingga 2050 melibatkan penggunaan teknologi inovatif seperti hidrogen dan ammonia hijau.

Penggunaan hidrogen dan ammonia hijau sebagai bahan bakar energi masa depan dianggap penting dalam menyediakan energi bersih yang fleksibel dan berkelanjutan. Ini menunjukkan Sumbawa tidak hanya berfokus pada energi surya saja, tetapi juga berusaha mengintegrasikan teknologi terbarukan canggih yang bisa mendukung stabilitas sistem kelistrikan.

Sulawesi dan Tantangan Fleksibilitas Sistem Kelistrikan

Potensi energi terbarukan di Sulawesi jauh lebih besar, mencapai 63 GW yang layak secara finansial. Energi surya dan angin diprediksi akan menjadi dominan dalam pertumbuhan kapasitas energi terbarukan di pulau ini, dari hanya 2,4 persen pada 2024 menjadi sekitar 29 persen pada 2060.

Namun, menurut Abraham Halim, analis sistem ketenagalistrikan IESR, tantangan terbesar di Sulawesi adalah menjaga fleksibilitas sistem kelistrikan agar pasokan listrik dapat berjalan andal. Fleksibilitas ini meliputi penggunaan pembangkit listrik tenaga hidro, interkoneksi antar-pulau, dan sistem penyimpanan baterai. “Karena itu, perlu ada integrasi analisis fleksibilitas dalam perencanaan nasional dan daerah,” katanya.

Fleksibilitas sistem menjadi kunci untuk mengatasi fluktuasi produksi energi terbarukan, seperti variasi intensitas sinar matahari dan angin, sehingga listrik tetap stabil dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan dari Transisi Energi Bersih

Peralihan dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil ke energi terbarukan ini membawa berbagai manfaat penting. Dari sisi ekonomi, membangun pembangkit terbarukan berbasis pulau mengurangi biaya operasional dan logistik yang biasanya tinggi akibat pengiriman BBM ke wilayah terpencil. Selain itu, investasi awal yang besar dapat dibayar dengan penghematan jangka panjang serta pengurangan subsidi bahan bakar fosil.

Secara lingkungan, pengurangan emisi karbon dari pembangkit fosil sangat krusial untuk mendukung target Indonesia dalam mitigasi perubahan iklim. Energi surya dan sumber terbarukan lain tidak hanya bersih tapi juga lebih aman bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar.

Tantangan dan Rekomendasi Kebijakan untuk Mendukung Transisi

Meskipun potensi besar sudah ada, transisi menuju energi 100 persen terbarukan membutuhkan perencanaan dan kebijakan yang matang. Kajian IESR menekankan pentingnya akselerasi pensiun dini PLTU batu bara serta pengembangan teknologi penyimpanan energi jangka panjang.

Selain itu, transparansi dalam proses perencanaan dan pengadaan energi harus ditingkatkan agar investasi swasta dapat masuk dengan penuh keyakinan. “Transformasi ini memerlukan koordinasi lintas sektor dan partisipasi aktif dari swasta lewat kerangka investasi yang stabil,” jelas Alvin.

Reformasi kebijakan yang mendukung, termasuk insentif fiskal dan regulasi yang memudahkan pengembangan energi terbarukan, juga sangat dibutuhkan agar proyek-proyek ini dapat berjalan sesuai target dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.

Menuju Sistem Kelistrikan Mandiri yang Berkelanjutan

Potensi energi terbarukan di Pulau Timor, Sumbawa, dan Sulawesi membuka peluang bagi Indonesia untuk mewujudkan sistem kelistrikan mandiri yang berkelanjutan di pulau-pulau terluar. Ini sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional dan mendukung komitmen lingkungan global.

Dengan investasi dan perencanaan yang tepat, serta dukungan penuh dari pemerintah dan sektor swasta, masa depan kelistrikan di pulau-pulau tersebut akan didominasi oleh energi bersih yang efisien dan ramah lingkungan. Pulau-pulau ini pun bisa menjadi contoh sukses transformasi energi terbarukan yang dapat direplikasi di seluruh Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index