cara membuat cerpen

Panduan Lengkap Cara Membuat Cerpen yang Bagus bagi Pemula

Panduan Lengkap Cara Membuat Cerpen yang Bagus bagi Pemula
cara membuat cerpen

JAKARTA - Cara membuat cerpen tidaklah rumit, meski kamu sering ragu karena merasa bukan penulis ahli dan kurang percaya diri untuk mencobanya.

Faktanya, menulis cerpen tidaklah sesulit yang dibayangkan. Walaupun kamu belum terbiasa menulis cerita pendek, kamu tetap memiliki peluang untuk menghasilkan karya yang berkualitas.

Bagi kamu yang baru ingin mencoba, langkah awal yang bisa dilakukan adalah memahami terlebih dahulu bagaimana struktur dari cerpen itu sendiri. 

Dengan begitu, kamu akan lebih mudah dalam menyusun cerita yang menarik dan utuh dari awal hingga akhir. Jadi, jangan ragu untuk mulai belajar dan mencoba cara membuat cerpen sesuai gayamu sendiri.

Struktur pada Cerpen

Karya fiksi berbentuk cerita singkat memiliki ciri khas yang membedakannya secara jelas dari bentuk tulisan panjang seperti novel. Perbedaan utamanya terletak pada jumlah kata yang digunakan. 

Cerita jenis ini tidak ditulis dalam puluhan halaman seperti karya novel, melainkan lebih singkat. Banyak ahli sastra memiliki pandangan yang beragam mengenai panjang ideal cerita singkat. 

Sebagian menyatakan bahwa jumlah katanya tidak melebihi 10.000 kata, sementara yang lain menetapkan kisaran mulai dari 500 hingga 30.000 kata sebagai batas yang masih dapat dikategorikan sebagai cerita singkat.

Untuk menghindari kebingungan, dapat dikatakan bahwa cerita pendek merupakan tulisan naratif, baik rekaan maupun berdasarkan kenyataan, dengan jumlah kata antara 500 sampai 30.000. 

Selain jumlah kata, struktur alur juga menjadi pembeda antara cerita singkat dan novel. Cerita singkat cenderung langsung pada inti peristiwa dan disampaikan secara padat serta efisien dibandingkan novel yang alurnya lebih kompleks dan panjang.

Setelah memahami batasan jumlah kata sebagai ciri utama, perlu diketahui bahwa ada enam bagian penting dalam struktur cerita singkat, yaitu bagian pembuka atau rangkuman isi, pengenalan latar dan tokoh, munculnya konflik, penilaian terhadap konflik, penyelesaian masalah, serta penutup yang mengakhiri cerita secara menyeluruh.

Pembuka Ringkas

Bagian pertama dalam susunan cerita singkat adalah pembuka ringkas. Ini merupakan bagian yang berfungsi memberikan gambaran umum dari keseluruhan isi cerita. 

Penjelasan singkat ini memuat rangkaian peristiwa dari permulaan hingga akhir secara padat.

Walau begitu, keberadaan bagian ini tidak bersifat wajib. Jika kamu merasa perlu menyertakannya untuk memperkuat pengantar cerita, kamu boleh menambahkannya. Namun jika tidak diikutsertakan pun, tidak menjadi masalah.

Pengenalan Latar

Unsur kedua dalam struktur cerita singkat adalah pengenalan latar. Di bagian ini, kamu dapat menjelaskan tempat kejadian, waktu berlangsungnya peristiwa, serta atmosfer atau suasana yang menyertai jalannya cerita.

Awal Konflik

Bagian ini memuat permulaan konflik serta pengenalan karakter. Dalam tahap ini, kamu perlu menghadirkan tokoh-tokoh utama beserta sifat-sifatnya. 

Kemudian, jalannya peristiwa mulai ditampilkan dengan susunan logis, mengikuti hubungan sebab-akibat yang jelas agar alur cerita menjadi runtut dan mudah dipahami.

Tahap Penilaian

Bagian berikutnya adalah tahap penilaian terhadap konflik. Pada tahap ini, pembaca mulai diajak memahami ketegangan atau masalah yang dihadapi tokoh dalam cerita. 

Seluruh konflik yang muncul, mulai dari konflik awal hingga puncaknya, diuraikan secara menyeluruh. Bahkan, dalam bagian ini penyelesaian awal atas masalah mulai ditampilkan.

Penyelesaian

Jika bagian sebelumnya menampilkan berbagai persoalan, maka bagian ini menunjukkan bagaimana persoalan tersebut diselesaikan. 

Penjabaran solusi pada tahap ini harus mampu memberikan penyelesaian yang menyeluruh dan memuaskan terhadap setiap konflik yang telah dibahas sebelumnya.

Penutup Cerita

Tahap terakhir dalam susunan cerita singkat adalah penutup cerita. Pada bagian ini, pesan yang ingin disampaikan oleh penulis dituangkan. 

Makna atau nilai moral tersebut bisa dikomunikasikan secara langsung, atau bisa juga dihadirkan secara tersirat agar pembaca bisa menafsirkannya sendiri.

Cara Membuat Cerpen yang Menarik Untuk Dibaca

Agar proses menulis lebih tertata, kamu bisa mengikuti beberapa panduan berikut ini ketika sedang mempelajari cara membuat cerpen yang berkualitas.

1. Luangkan Waktu Sekitar 10 sampai 20 Jam

Langkah awal yang bisa kamu lakukan untuk menulis cerita singkat secara efektif adalah dengan menyediakan waktu khusus selama 10 hingga 20 jam. 

Rentang waktu ini merupakan total durasi yang bisa dimanfaatkan mulai dari proses mencari gagasan hingga merampungkan tulisan.

Biasanya, setiap orang memiliki kecepatan berbeda dalam menyelesaikan tulisan. Perbedaan ini disebabkan oleh dua faktor utama. Yang pertama adalah jumlah kata yang digunakan.

Misalnya, bagi yang menulis sekitar 1000 kata, waktu yang dibutuhkan mungkin hanya sekitar 5 sampai 10 jam. 

Namun, untuk cerita dengan panjang 2000 hingga 3000 kata, waktu pengerjaannya bisa mencapai 10 sampai 20 jam. Faktor kedua yang memengaruhi adalah seberapa terampil seseorang dalam menulis. 

Meskipun belum pernah menulis cerita pendek sebelumnya, jika sudah terbiasa menulis, kemungkinan besar proses menyusun cerita akan berjalan lebih cepat dan lebih mudah. 

Ini membuat waktu yang dibutuhkan menjadi lebih efisien dibandingkan mereka yang baru memulai dan belum terbiasa menulis.

2. Menemukan Gagasan

Langkah berikutnya adalah menggali gagasan yang bisa dijadikan dasar cerita. Gagasan ini tidak harus berat atau kompleks. Untuk yang masih belajar menulis, sebaiknya mulai dengan ide-ide ringan yang mudah diolah menjadi cerita yang menyentuh.

Salah satu sumber gagasan yang paling mudah ditemukan adalah dari kehidupan sehari-hari. Karena berangkat dari pengalaman yang dekat dengan realitas, pengolahan emosinya akan terasa lebih natural dan akrab.

Sebagai contoh, kamu bisa membuat kisah tentang kehidupan masyarakat desa yang penuh dinamika dengan judul seperti “Hiruk Pikuk Hidup di Desa”. 

Atau, kamu bisa mengangkat isu tentang akses pendidikan bagi perempuan desa yang merantau ke kota dalam bentuk cerita seperti “Gadis Desa dengan Pemikiran Kota”.

Selain dari keseharian, gagasan juga bisa muncul dari berbagai sumber lain seperti situs web, buku bacaan, televisi, siaran radio, majalah, dan media lainnya.

Untuk mempermudah proses menemukan gagasan, jangan terlalu terpaku pada satu ide saja. Tulis semua ide yang muncul di pikiranmu tanpa menyaring terlebih dahulu, termasuk ide-ide yang terdengar aneh sekalipun. 

Setelah itu, kamu bisa memilih dan menyeleksi gagasan mana yang paling cocok dan menarik untuk dikembangkan menjadi cerita singkat.

3. Tulis Sesuai Karakter Pribadi

Langkah ketiga yang bisa diterapkan saat mulai menulis adalah mengekspresikan diri melalui gaya bahasa yang kamu miliki sendiri. Maksudnya, gunakan cara bertutur dan menyampaikan cerita yang paling mencerminkan dirimu. 

Tak perlu berusaha meniru gaya penulis terkenal atau berpura-pura menjadi sosok lain saat menulis.

Jika saat ini kamu hanya mampu membuat beberapa dialog atau baru bisa merangkai 500 sampai 1000 kata dalam cerita, itu sudah merupakan pencapaian yang sangat baik. 

Yang terpenting, tulisan tersebut lahir dari dirimu sendiri, dengan bahasa dan pendekatan yang kamu kuasai.

Dengan menulis seperti itu, kamu akan lebih mudah mengenali keunikan dan ciri khas tulisanmu. Meniru gaya orang lain justru bisa membuat karaktermu sebagai penulis jadi kabur atau bahkan tidak terlihat sama sekali.

Seiring waktu dan dengan latihan yang konsisten, kualitas tulisanmu akan meningkat dengan sendirinya. Intinya sederhana: berhasil menuntaskan satu cerita singkat saja sudah merupakan prestasi yang layak diapresiasi.

4. Menentukan Arah Cerita Melalui Tema

Sebelum mulai menulis, hal penting lainnya yang harus dilakukan adalah memilih tema. Tema berperan sebagai inti atau fondasi dari keseluruhan cerita. Jika diibaratkan bangunan, tema adalah dasarnya. 

Tanpa pondasi yang kuat, bangunan tidak akan berdiri kokoh—begitu pula cerita yang tidak memiliki arah jelas.

Tema membantu kamu menyusun jalannya cerita dengan lebih terstruktur. Dari sinilah ide utama akan mengalir dan memberi arah bagi alur yang kamu kembangkan.

Kamu bisa memperoleh inspirasi tema dari hal-hal yang ada di sekitarmu, termasuk dari pengalaman pribadi atau kegelisahan yang kamu rasakan. Keresahan tersebut kemudian bisa diolah menjadi gagasan utama cerita.

Dalam karya fiksi pendek, tema tidak harus ditampilkan secara langsung. Setiap pembaca bisa memiliki sudut pandang yang berbeda saat menyelami isi cerita. 

Karena itu, cukup sampaikan masalah utama secara tidak langsung, lalu biarkan pembaca menyimpulkan maknanya sendiri.

Mulai dari Paragraf Pertama

Setelah menentukan tema, langkah berikutnya adalah memulai proses menulis, dimulai dari membuat paragraf awal. Pada tahap ini, penting untuk melatih keberanianmu dalam mulai menulis tanpa terlalu khawatir soal hasil akhir.

Bagian pembuka dalam cerita tidak perlu dibuat rumit. Kamu bisa menggunakan gaya bahasa yang ringan dan nyaman sesuai dengan selera menulismu. 

Namun, satu hal yang tidak boleh dilewatkan: paragraf pertama harus cukup menarik agar mampu menggugah rasa penasaran pembaca.

Pembukaan yang kuat bisa menjadi kunci agar pembaca terus melanjutkan membaca hingga akhir. 

Salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan membuka cerita menggunakan pertanyaan misterius, konflik batin, atau kegelisahan tokoh utama. 

Teknik ini dapat memancing rasa ingin tahu dan membuat pembaca terdorong untuk mencari tahu kelanjutan ceritanya.

5. Menyusun Alur dan Plot Cerita

Tahapan berikutnya dalam proses menulis cerpen untuk pemula adalah dengan membentuk struktur alur dan plot cerita. Elemen ini perlu dirancang terlebih dahulu sebelum kamu mulai menyusun keseluruhan cerita. 

Alur dan plot berfungsi sebagai penggerak utama agar kisah yang ditulis bisa sampai pada maksud yang ingin disampaikan oleh penulis. Banyak orang masih keliru dalam memahami perbedaan antara alur dan plot. 

Sebagian menganggap plot adalah jalan cerita itu sendiri, atau menyamakannya dengan rancangan cerita yang akan dikembangkan. Namun pemahaman ini sebenarnya belum tepat.

Menurut pandangan Arswendo Atmowiloto, plot bukan sekadar susunan peristiwa, melainkan hubungan sebab dan akibat antara kejadian-kejadian yang ada di dalam cerita. 

Dari hubungan itulah akan tercipta irama atau gaya tertentu dalam menyampaikan ide utama. Jadi, jelas bahwa pengertian plot tidak sesederhana yang selama ini dipahami.

Untuk merancang plot dengan baik, kamu bisa memulai dengan membuat daftar kejadian penting yang ingin dimasukkan ke dalam cerita. 

Setelah itu, cari hubungan logis antarperistiwa tersebut sehingga terbentuk jalinan cerita yang runtut dan saling terhubung secara masuk akal.

6. Merancang Karakter Tokoh

Meski masih baru dalam dunia kepenulisan, kamu tetap bisa membuat cerpen yang menarik dengan membangun penokohan yang kuat. 

Dalam cerita pendek, kehadiran tokoh sangat penting karena melalui merekalah pesan cerita dapat tersampaikan kepada pembaca. Tanpa tokoh, narasi akan kehilangan arah dan sulit untuk dipahami.

Salah satu cara terbaik dalam membentuk tokoh cerita adalah dengan menggambarkan karakter mereka secara nyata dan mendalam. 

Karakter yang meyakinkan akan membuat pembaca lebih mudah terlibat secara emosional dalam cerita yang kamu sampaikan.

Umumnya, penokohan dalam cerita terbagi menjadi dua aspek, yaitu karakter lahiriah dan karakter batiniah. 

Karakter lahiriah meliputi tampilan fisik atau penampilan luar dari tokoh, sedangkan karakter batiniah berkaitan dengan sifat, sikap, dan nilai-nilai yang dipegang oleh tokoh tersebut.

Ada beberapa pendekatan yang bisa kamu gunakan untuk memperlihatkan karakter tokoh dalam cerita. Bisa melalui dialog yang mereka ucapkan, tindakan yang mereka lakukan, serta cara mereka merespons situasi. 

Karakter juga dapat ditampilkan melalui benda-benda yang mereka gunakan, pemikiran pribadi tokoh, atau melalui sudut pandang tokoh lain yang menggambarkan kesan terhadap tokoh tersebut. 

Selain itu, kamu sebagai penulis juga dapat menjelaskan langsung karakter tokoh lewat narasi.

7. Menentukan Latar atau Setting Cerita

Langkah ketujuh dalam membuat cerpen yang mudah bagi pemula adalah menetapkan latar atau setting cerita. Latar merujuk pada unsur waktu, tempat, dan suasana yang menjadi bagian dari jalannya cerita.

Penggunaan latar sangat penting untuk memperkuat tema dan alur cerita. Tanpa latar yang jelas, penulis akan kesulitan menyampaikan alur cerita secara utuh kepada pembaca. 

Bahkan, jika elemen latar dihilangkan, konflik yang muncul dalam cerita pun akan sulit untuk dijelaskan atau diselesaikan. Untuk menentukan latar cerita, ada beberapa cara yang bisa kamu coba, antara lain:

a. Menyesuaikan latar dengan kepribadian tokoh.

Sebagai contoh, jika latar cerita berada di desa, kamu bisa menciptakan tokoh dengan sifat tenang, ramah, dan bersahaja. 

Sebaliknya, jika kamu memilih latar kota besar, tokoh yang kamu bangun bisa memiliki sifat tegas atau bahkan keras dalam menghadapi kehidupan.

b. Menyelaraskan latar dengan karakter tokoh.

Misalnya, saat kamu memilih latar cerita di lingkungan pesantren, tokoh yang kamu ciptakan bisa memiliki sisi religius yang menonjol. 

Namun jika latar cerita berada di tempat-tempat berisiko seperti lokasi perjudian, kamu bisa membentuk karakter tokoh yang suka menentang aturan atau memberontak.

Dari berbagai contoh ini, bisa disimpulkan bahwa latar atau setting berpengaruh besar dalam membentuk karakter tokoh. 

Oleh karena itu, penting untuk menciptakan sifat tokoh yang selaras dengan lingkungan atau latar tempat mereka berada dalam cerita.

8. Menentukan Sudut Pandang

Tips terakhir dalam menulis cerpen untuk pemula adalah menentukan sudut pandang cerita. Sudut pandang adalah cara seorang penulis menyampaikan cerita melalui posisi atau perspektif tertentu.

Dengan kata lain, sudut pandang merupakan pendekatan yang digunakan pengarang dalam menyebut atau menghadirkan tokoh dalam cerita. 

Banyak penulis pemula yang memilih sudut pandang orang pertama, biasanya dengan menggunakan kata ganti seperti “aku” atau “saya” untuk menceritakan pengalaman tokoh secara langsung.

Namun, tak sedikit juga yang memilih menggunakan sudut pandang orang ketiga, di mana tokoh disebut sebagai “dia” atau “mereka”, dan pengarang menjadi pengamat dari luar yang menceritakan seluruh kejadian.

Pemilihan sudut pandang ini sangat menentukan bagaimana pembaca akan memahami isi dan emosi dari cerita yang kamu tulis. Jadi, tentukanlah sudut pandang yang paling sesuai dengan gaya penceritaan dan alur cerpenmu.

Sebagai penutup, itulah beberapa langkah mudah yang bisa kamu ikuti sebagai cara membuat cerpen yang menarik dan enak dibaca untuk penulis pemula. Selamat mencoba!

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index