JAKARTA - Xiaomi sedang bersiap merilis HyperOS 3, pembaruan sistem operasi terbarunya yang membawa pendekatan visual baru melalui konsep desain yang dinamai Liquid Glass. Inovasi ini menandai langkah besar dalam penyegaran antarmuka perangkat Xiaomi, dan menariknya, muncul berdekatan dengan pengenalan desain serupa dari Apple melalui iOS 26.
Meski ada kemiripan pada penamaan dan kesan visual, Xiaomi memastikan bahwa pendekatan mereka memiliki arah yang berbeda. Liquid Glass dalam HyperOS 3 didesain untuk menampilkan antarmuka yang modern, halus, namun tetap sederhana dan mudah digunakan.
Mengacu pada bocoran dari Digital Chat Station, yang dikenal akurat dalam informasi perangkat Xiaomi, desain ini akan menghadirkan ikon bergaya kaca serta pusat kontrol (Control Center) dengan efek transparan. Fokus utamanya adalah memberikan pengalaman visual yang segar, tetapi tidak membingungkan atau memperberat kinerja sistem.
Tidak Hanya Tampilan Layar Depan
Penerapan konsep Liquid Glass dalam HyperOS 3 bukan hanya sebatas kosmetik di layar utama. Xiaomi diketahui mengintegrasikan desain baru ini ke seluruh aspek antarmuka sistem, termasuk aplikasi-aplikasi inti seperti Pesan, Telepon, dan Pengaturan. Dengan kata lain, pengalaman visual yang ditawarkan akan konsisten di semua sisi penggunaan perangkat.
Dalam acara resmi bertajuk Xiaomi Lens to Legend yang berlangsung di Placa de Willy Brandt, Barcelona, Spanyol, pada Minggu (25/2/2024), Partner & President Xiaomi Corporation, William Lu, turut memperkenalkan pendekatan baru ini. Ia menekankan bahwa HyperOS 3 merupakan evolusi menyeluruh, bukan hanya penyegaran tampilan semata.
Menariknya, meskipun desain ini tampak premium, Xiaomi juga mempertimbangkan pengguna perangkat kelas bawah. Menurut laporan Gizchina, perangkat entry level tetap akan mendapatkan tampilan baru, tetapi dengan elemen UI yang lebih ringan agar tidak mengganggu kinerja atau memperpendek masa pakai baterai.
Hal ini menunjukkan bahwa Xiaomi tak hanya mengejar estetika, namun juga memperhatikan fungsionalitas bagi seluruh segmen pengguna.
Antarmuka Terinspirasi Apple, Tapi Tetap Xiaomi
Apple diketahui telah lebih dulu memperkenalkan Liquid Glass melalui iOS 26, dengan konsep visual transparan dan efek animasi cairan yang dinamis. Meski begitu, Xiaomi tidak serta-merta meniru secara utuh. Mereka mengambil inspirasi dari estetika tersebut, tetapi mengembangkannya sesuai filosofi desain mereka sendiri.
Jika Apple menonjolkan elemen visual dan animasi canggih sebagai daya tarik utama, Xiaomi justru menekankan pada aksesibilitas dan kegunaan sehari-hari. Desain ini dibuat agar antarmuka terasa lebih premium, namun tetap praktis untuk digunakan oleh siapa saja, tanpa mengorbankan kenyamanan dan efisiensi.
Perbedaan filosofi ini menjadi ciri khas yang membedakan kedua perusahaan, meskipun keduanya mengusung istilah Liquid Glass.
Sudah Diuji Pengguna Terpilih, Rilis Oktober 2025
Desain baru ini juga sudah mulai diuji oleh beberapa pengguna Xiaomi dalam program pengujian internal. Dalam versi awal yang mereka coba, beberapa elemen seperti bilah pencarian (search bar) telah menunjukkan tampilan Liquid Glass yang khas.
Melalui pengujian ini, Xiaomi mengumpulkan umpan balik dari pengguna sebelum versi final diluncurkan secara resmi. Pendekatan ini memungkinkan mereka untuk menyempurnakan desain dan memperbaiki kekurangan berdasarkan pengalaman langsung dari komunitas pengguna.
Rencananya, HyperOS 3 akan mulai diluncurkan pada Oktober 2025, bertepatan dengan peluncuran seri Xiaomi 16 yang baru. Dengan hadirnya Liquid Glass, Xiaomi berharap sistem operasi ini dapat menjadi salah satu penyegaran visual paling besar dan berpengaruh dalam sejarah antarmuka mereka.
Sentuhan Visual yang Menjaga Simplicity
Langkah Xiaomi ini mencerminkan tren terbaru dalam dunia UI/UX, di mana desain visual tak hanya dibuat indah, tapi juga berorientasi pada fungsi dan kenyamanan penggunaan. Menerapkan efek kaca transparan memang berisiko memperlambat sistem jika tidak dioptimalkan, tetapi Xiaomi berupaya menyiasati hal ini dengan pendekatan bertingkat memberikan tampilan lebih kompleks pada perangkat flagship, dan tampilan ringan di segmen bawah.
Konsep seperti ini menegaskan bahwa Xiaomi memahami pentingnya keseimbangan antara inovasi estetika dan performa sistem. Tidak seperti perusahaan lain yang terlalu fokus pada efek-efek mewah, Xiaomi memosisikan desain sebagai alat bantu, bukan pengalih perhatian.
Dengan hadirnya HyperOS 3, perusahaan asal Tiongkok ini tampaknya ingin menunjukkan bahwa mereka tidak hanya bisa mengikuti tren, tetapi juga mampu mengadaptasi tren tersebut ke dalam ekosistemnya sendiri, dengan identitas yang kuat dan sesuai kebutuhan pengguna mereka.
Desain yang Bukan Sekadar Meniru
Meskipun sekilas Liquid Glass versi Xiaomi dan Apple memiliki kesamaan, pada kenyataannya keduanya membawa visi yang berbeda. Apple tampil dengan pendekatan visual dramatis dan futuristik, sementara Xiaomi mengambil jalur fungsional dengan kesederhanaan yang tetap elegan.
Kehadiran HyperOS 3 akan menjadi momen penting bagi Xiaomi dalam membuktikan bahwa mereka dapat berinovasi dalam aspek desain, tidak hanya dalam teknologi perangkat keras. Dengan fokus pada keterbacaan, konsistensi tampilan, dan efisiensi, Xiaomi tampaknya bersiap memperkuat posisinya sebagai salah satu pemimpin dalam evolusi antarmuka Android masa depan.