PENYEBERANGAN

Penyeberangan Ketapang Gilimanuk Lancar, Dorong Percepatan Ekonomi

Penyeberangan Ketapang Gilimanuk Lancar, Dorong Percepatan Ekonomi
Penyeberangan Ketapang Gilimanuk Lancar, Dorong Percepatan Ekonomi

JAKARTA - Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk kembali menunjukkan perannya sebagai tulang punggung konektivitas antar pulau yang sangat vital bagi perekonomian dan pariwisata Indonesia. Pada Jumat, 4 Juli 2025, aktivitas di lintasan ini berjalan mulus tanpa gangguan berarti, meskipun volume kendaraan meningkat signifikan akibat libur panjang sekolah. Jalur ini tidak hanya menjadi jalur penghubung transportasi, tetapi juga menjadi faktor penentu kelancaran distribusi barang serta mobilitas wisatawan yang mengunjungi Bali.

Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Jatim-Bali, Rudi Hartanto, menyampaikan bahwa situasi di Pelabuhan Ketapang sangat kondusif dan seluruh armada kapal berjalan sesuai jadwal. “Semua kapal yang beroperasi berjalan sesuai jadwal, cuaca juga mendukung, sehingga tidak ada antrean panjang kendaraan,” jelasnya dari Banyuwangi. Pernyataan ini menegaskan kesiapan pihak pengelola pelabuhan dalam mengelola lonjakan penumpang dan kendaraan yang biasanya terjadi pada momen liburan panjang.

Rudi menambahkan, meski terjadi peningkatan volume kendaraan pribadi dan logistik, kepadatan lalu lintas masih bisa terurai dengan baik berkat perencanaan yang matang serta kesiapan armada kapal dan petugas di lapangan. Hal ini juga didukung oleh pelayanan cepat bagi penumpang pejalan kaki dengan waktu tunggu rata-rata hanya 15 menit sebelum naik kapal. “Kondisi ini sangat membantu kelancaran arus barang dan wisatawan yang menyeberang ke Bali maupun ke Jawa,” tambahnya.

Sebagai jalur penyebrangan tersibuk di Indonesia, Ketapang-Gilimanuk memang menghadapi tantangan tersendiri dalam menjaga kelancaran dan keselamatan operasional. Dalam satu hari, rata-rata ada 28 kapal feri yang melayani rute ini. Setiap harinya, sebanyak 1.800 kendaraan roda dua dan lebih dari 2.200 kendaraan roda empat serta ribuan penumpang pejalan kaki melewati Selat Bali melalui lintasan ini.

Untuk menjaga keselamatan, Rudi menekankan pentingnya standar operasional yang ketat bagi para operator kapal. “Kami tegaskan agar kapal tetap memperhatikan manifest penumpang, alat keselamatan harus dicek dan siap pakai, serta memastikan kapasitas tidak melebihi batas,” tegasnya. Kesiagaan petugas pelabuhan terutama pada malam hari, yang menjadi waktu favorit pengemudi logistik, menjadi kunci untuk mengantisipasi lonjakan mendadak.

Kelancaran penyeberangan ini tidak hanya berdampak pada sektor logistik dan transportasi, tetapi juga sangat berperan dalam pemulihan sektor pariwisata Bali yang mulai bangkit pasca-pandemi. Dengan kondisi lalu lintas yang lancar, wisatawan merasa nyaman dan percaya diri untuk kembali berkunjung ke pulau Dewata.

Hal ini diamini oleh wisatawan asal Semarang, Lestari, yang sedang berlibur bersama keluarganya. “Proses masuk pelabuhan dan naik ke kapal cepat, tidak ada kendala sama sekali. Ini pengalaman terbaik saya menyeberang Ketapang-Gilimanuk,” katanya. Sementara itu, Iwan, seorang sopir truk logistik dari Surabaya yang mengirim barang ke Denpasar, juga merasakan manfaat langsung dari kelancaran penyeberangan. “Biasanya kalau antre panjang, kami bisa rugi waktu sampai berjam-jam, tapi hari ini tidak ada hambatan,” ujarnya.

Selain kesiapan armada dan petugas, faktor cuaca juga sangat menentukan kelancaran aktivitas penyeberangan. Oleh karena itu, BPTD secara intensif memantau kondisi cuaca di perairan Selat Bali. Jika terjadi cuaca buruk atau gelombang tinggi, pihak pelabuhan siap mengambil langkah antisipasi, termasuk menghentikan sementara operasi penyeberangan demi keselamatan penumpang. “Semua kebijakan berpatokan pada keselamatan, karena itu adalah prioritas utama kami,” tegas Rudi menutup keterangannya.

Peran penting penyeberangan Ketapang-Gilimanuk dalam menghubungkan pulau Jawa dan Bali tidak bisa dilepaskan dari upaya kolaborasi berbagai pihak, mulai dari operator kapal, petugas pelabuhan, hingga aparat keamanan yang menjaga ketertiban dan kelancaran proses. Sinergi ini menjadi modal utama untuk memastikan bahwa distribusi barang tetap berjalan optimal dan wisatawan dapat menikmati perjalanan yang nyaman.

Tak hanya sekadar jalur transportasi, Ketapang-Gilimanuk kini juga bertransformasi menjadi bagian strategis dalam mendukung pengembangan ekonomi regional. Kelancaran distribusi logistik mempercepat perputaran usaha dan aktivitas perdagangan yang berdampak luas terhadap pertumbuhan ekonomi di kedua pulau. Begitu pula bagi pariwisata Bali, kelancaran penyeberangan ini mendukung keberlangsungan kunjungan wisatawan domestik dan internasional.

Dengan kondisi yang terjaga baik seperti saat ini, harapan besar disematkan agar Bali dapat terus menjadi destinasi wisata utama yang tidak hanya menarik dari sisi budaya dan alam, tapi juga didukung oleh infrastruktur transportasi yang handal. Upaya menjaga kelancaran penyeberangan menjadi salah satu kunci sukses menjaga daya saing Bali di mata dunia.

Sebagai penutup, kelancaran aktivitas penyeberangan Ketapang-Gilimanuk yang terpantau pada tanggal Jumat, 4 Juli 2025 ini merupakan cermin keberhasilan manajemen transportasi laut yang terintegrasi dan komprehensif. Dengan pengawasan ketat, kesiapan armada, dan pelayanan yang cepat, jalur ini mampu menopang mobilitas masyarakat sekaligus memacu pertumbuhan ekonomi dan pariwisata kedua wilayah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index