JAKARTA - Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan produktivitas pertanian melalui penebusan pupuk subsidi secara masif. Dalam satu hari, para petani berhasil menebus pupuk bersubsidi hingga mencapai 137 ton, sebuah angka yang mencerminkan antusiasme dan keseriusan petani setempat dalam menjaga keberlanjutan sektor pertanian.
Kegiatan yang berlangsung di Kantor Bupati Wajo ini merupakan bagian dari program Rembuk Tani dan Tebus Bersama yang digagas PT Pupuk Indonesia (Persero). Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 750 petani dan berbagai pemangku kepentingan terkait, termasuk pejabat pemerintah daerah, distributor pupuk, serta penyuluh pertanian, yang bersama-sama berupaya mempercepat penyaluran pupuk bersubsidi guna menunjang panen dan produksi pertanian.
General Manager Regional 4 PT Pupuk Indonesia, Wisnu Ramadhani, menyatakan bahwa melalui kegiatan ini, pihaknya berhasil mencatatkan penebusan pupuk bersubsidi sebanyak 114,4 ton, sebuah capaian yang menggembirakan dan menjadi tanda bahwa upaya jemput bola dalam distribusi pupuk mulai membuahkan hasil.
“Kami sangat mengapresiasi antusiasme petani Wajo yang menunjukkan semangat luar biasa dalam penebusan pupuk subsidi. Meski sudah cukup baik, kami melihat masih ada potensi yang belum tergali sepenuhnya. Petani yang telah terdaftar berhak mendapatkan pupuk bersubsidi, dan kami berkewajiban memastikan dukungan penuh bagi mereka,” ujar Wisnu.
Di sisi lain, Bupati Wajo, Andi Rosman, menyampaikan bahwa hasil panen tahun ini menunjukkan peningkatan yang nyata. Ia menilai sinergi antara petani, pemerintah daerah, dan pelaku distribusi pupuk adalah kunci keberhasilan tersebut.
“Alhamdulillah, panen tahun ini di Wajo meningkat dengan signifikan. Keberhasilan ini tidak lepas dari kerja sama yang baik antar berbagai pihak. Ketersediaan pupuk yang cukup dan semangat petani merupakan kombinasi yang menghasilkan hasil nyata di lapangan,” terang Andi Rosman.
Forum Rembuk Tani dan Tebus Bersama ini menjadi ruang strategis yang mempertemukan berbagai elemen penting dalam ekosistem pertanian, mulai dari petani, pemilik kios pupuk, penyuluh pertanian, aparat pemerintah, hingga Asosiasi Distributor Pupuk Indonesia (ADPI). Kolaborasi ini difokuskan untuk mengenali dan mengatasi berbagai kendala distribusi pupuk subsidi, sehingga proses penyaluran menjadi lebih efektif dan tepat sasaran.
Melalui pendekatan jemput bola yang diinisiasi Pupuk Indonesia, banyak tantangan terkait distribusi pupuk bersubsidi yang dapat diidentifikasi lebih awal dan diselesaikan dengan cepat. Pendekatan ini pula yang menjadi salah satu faktor mengapa penebusan pupuk subsidi di Wajo bisa mencapai angka tinggi dalam waktu singkat.
Volume penebusan pupuk yang tercatat sebanyak 137 ton dalam satu hari membuktikan bahwa program ini mendapatkan sambutan positif dari masyarakat petani. Rinciannya mencakup 62,9 ton pupuk Urea, 72,8 ton pupuk NPK Phonska, dan 1,4 ton pupuk NPK FK Kakao yang diserap langsung oleh para petani di wilayah tersebut.
Penyaluran pupuk subsidi yang lancar dan tepat sasaran ini memiliki dampak besar terhadap produktivitas pertanian Wajo, sekaligus berkontribusi pada ketahanan pangan Sulawesi Selatan secara keseluruhan. Pupuk Indonesia berkomitmen untuk terus melanjutkan dan mengembangkan kegiatan serupa di wilayah kerja Regional 4, sehingga dukungan terhadap pertanian nasional semakin optimal.
Peningkatan penebusan pupuk subsidi di Wajo ini juga merupakan indikator positif atas keberhasilan program-program pemerintah dalam mendorong ketahanan pangan dan pemberdayaan petani. Dengan ketersediaan pupuk yang memadai dan akses yang mudah, petani dapat lebih fokus dalam mengelola lahan dan memaksimalkan hasil panen mereka.
Selain aspek kuantitas, kualitas pupuk subsidi yang disalurkan juga mendapat perhatian serius. PT Pupuk Indonesia memastikan bahwa produk yang sampai ke tangan petani memenuhi standar kualitas sehingga memberikan hasil maksimal di lapangan. Hal ini penting agar usaha dan investasi petani dalam bercocok tanam dapat membuahkan hasil yang optimal.
Keberhasilan ini pun membuka peluang bagi pengembangan pertanian yang lebih modern dan berkelanjutan di Kabupaten Wajo. Petani yang lebih mudah mendapatkan pupuk berkualitas akan terdorong untuk mengadopsi teknologi dan metode bercocok tanam yang lebih efisien, sehingga produktivitas meningkat dan hasil panen lebih stabil.
Kolaborasi yang terjalin antara pemerintah daerah, pelaku usaha pupuk, dan komunitas petani juga menjadi contoh baik bagi daerah lain dalam mengelola distribusi pupuk bersubsidi. Model sinergi seperti ini memperlihatkan bagaimana pendekatan terpadu dapat mengatasi tantangan distribusi sekaligus memperkuat basis produksi pertanian lokal.
Bupati Andi Rosman menegaskan bahwa keberhasilan ini harus dipertahankan dan terus dikembangkan agar Wajo tetap menjadi kontributor utama pangan di Sulawesi Selatan. Ia berharap kegiatan serupa bisa terus digelar dengan cakupan lebih luas dan partisipasi lebih banyak petani.
“Terus kita dorong agar semua petani mendapatkan akses pupuk subsidi yang layak, agar produktivitas mereka semakin meningkat. Dengan begitu, ketahanan pangan daerah dan nasional bisa kita jaga bersama,” ucapnya.
Upaya seperti ini bukan hanya memberikan manfaat langsung bagi petani, tetapi juga berdampak positif terhadap perekonomian daerah. Pertanian yang kuat dan produktif menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, serta memperkuat ketahanan ekonomi di tengah tantangan global.
Dengan semangat gotong royong dan dukungan penuh dari berbagai pihak, penebusan pupuk subsidi yang efektif di Kabupaten Wajo menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi mampu mendorong kemajuan sektor pertanian. Program ini diharapkan menjadi inspirasi dan contoh bagi daerah lain dalam upaya memperkuat ketahanan pangan dan pemberdayaan petani di seluruh Indonesia.