JAKARTA - Ketahanan pangan dan pemberdayaan petani lokal menjadi fokus utama dalam membangun ekonomi desa yang mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks tersebut, kolaborasi antara ROHIS Lintasarta dan Rumah Zakat hadir sebagai bentuk dukungan nyata bagi petani cabai di Desa Topejawa, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar. Bantuan pupuk dan sarana pertanian disalurkan secara langsung kepada petani di dua dusun, Dusun Kajang dan Dusun Topejawa Lama, sebagai wujud komitmen memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pada bulan Juni, bantuan ini diserahkan kepada kelompok petani yang tergabung dalam BUMMas Topejawa Berdaya. Salah satu penerima manfaat, Hamzah Dg Lotteng, menyampaikan apresiasi yang mendalam atas bantuan yang diterima dari ROHIS Lintasarta dan Rumah Zakat. Menurutnya, bantuan berupa pupuk dan sarana pertanian ini sangat berarti dalam mendukung produktivitas dan keberlangsungan usaha tani mereka. “Terima kasih banyak ROHIS Lintasarta dan Rumah Zakat atas bantuan pupuk dan sarananya. Ini sangat berarti bagi kami para petani,” ungkap Hamzah dengan penuh rasa syukur.
Program ini merupakan bagian dari sinergi strategis antara ROHIS Lintasarta dan Rumah Zakat dalam memberdayakan masyarakat desa melalui penguatan sektor pertanian. Inisiatif ini tidak hanya bertujuan memberikan bantuan secara material, melainkan juga mendorong kemandirian ekonomi petani dengan memberikan akses kepada sarana yang memadai dan bimbingan teknis yang diperlukan. Pendekatan yang holistik ini diharapkan mampu meningkatkan hasil panen sekaligus menjaga keberlanjutan usaha tani di wilayah tersebut.
Selain Hamzah, beberapa petani lain yang juga menerima manfaat dari program ini adalah Lamiri Dg Rau dan Pabe Dg Nyau, keduanya merupakan petani cabai binaan program Topejawa Berdaya. Keduanya mengungkapkan rasa terima kasih atas perhatian dan bantuan yang diberikan. “Berkah selalu, terima kasih atas bantuannya,” ujar Lamiri Dg Rau dengan penuh harapan dan rasa syukur. Bantuan ini dinilai sangat membantu mereka dalam menghadapi tantangan budidaya cabai yang semakin kompleks, mulai dari kebutuhan pupuk yang berkualitas hingga alat pertanian yang sesuai.
Tidak hanya sekadar menyalurkan bantuan, tim relawan inspirasi dari Rumah Zakat juga melakukan monitoring secara langsung ke lahan pertanian para petani yang mendapat bantuan. Usman Dsau, perwakilan tim relawan, menyampaikan bahwa monitoring ini bertujuan memastikan perkembangan tanaman cabai berjalan optimal dan hasil panen dapat maksimal. Salah satu lahan yang dipantau adalah milik Basri Dg Gea, dimana pendampingan diberikan secara intensif agar petani dapat memanfaatkan bantuan dengan sebaik-baiknya. Pendekatan ini juga menjadi upaya agar program tidak hanya berhenti pada pemberian bantuan, melainkan berlanjut pada pendampingan yang berkelanjutan.
“Semoga bantuan ini bermanfaat dan membawa keberkahan bagi seluruh petani Berdaya. Terima kasih kepada ROHIS Lintasarta yang telah mendukung program ini. Semoga Allah membalas kebaikan dan memberikan kesehatan kepada kita semua. Aamiin,” ucap Usman Dsau dengan penuh harapan. Ungkapan tersebut mencerminkan semangat gotong royong dan kolaborasi antara berbagai pihak untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat yang sesungguhnya.
Melihat pentingnya sektor pertanian sebagai tulang punggung ekonomi masyarakat desa, program ini menjadi salah satu model sinergi yang bisa direplikasi di daerah lain. Dengan menyediakan pupuk dan sarana pertanian, serta memberikan pendampingan teknis, para petani tidak hanya memperoleh akses sumber daya yang diperlukan, tetapi juga ilmu dan motivasi untuk mengelola usaha tani mereka secara lebih efektif dan produktif.
Pemberdayaan petani cabai ini juga diharapkan mampu menjawab tantangan ketahanan pangan di wilayah Kabupaten Takalar. Cabai merupakan komoditas penting yang memiliki peran besar dalam konsumsi masyarakat sehari-hari, sehingga peningkatan hasil produksi akan berdampak langsung pada stabilitas harga dan ketersediaan pangan lokal. Dengan begitu, masyarakat tidak hanya menikmati hasil tani yang lebih baik, tetapi juga mendapat penghasilan yang dapat meningkatkan kualitas hidup.
Kegiatan seperti ini juga memperkuat jaringan sosial antar petani dan organisasi pendukungnya. BUMMas Topejawa Berdaya sebagai komunitas petani menjadi wadah kolaborasi sekaligus tempat berbagi pengetahuan dan pengalaman. Bantuan yang disalurkan melalui lembaga ini juga memastikan distribusi yang tepat sasaran dan penggunaan yang efektif sesuai kebutuhan di lapangan.
Program ini juga menunjukkan bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui sektor pertanian tidak hanya memerlukan bantuan dana atau sarana saja, tetapi juga sinergi antara berbagai pihak, mulai dari perusahaan seperti ROHIS Lintasarta, lembaga sosial seperti Rumah Zakat, hingga para petani itu sendiri. Kolaborasi ini membangun ekosistem yang saling mendukung, di mana setiap pihak berperan aktif dalam mencapai tujuan bersama.
Dengan adanya monitoring dan pendampingan, para petani tidak hanya menerima bantuan secara pasif, tetapi juga mendapatkan bimbingan yang dapat meningkatkan kemampuan teknis mereka dalam bercocok tanam, pengelolaan lahan, dan pengendalian hama. Pendekatan ini sangat penting agar hasil panen tidak hanya maksimal secara kuantitas, tetapi juga berkualitas baik sehingga dapat bersaing di pasar lokal.
Di tengah dinamika perubahan iklim dan tantangan pertanian yang semakin kompleks, dukungan semacam ini sangat krusial. Bantuan pupuk dan sarana pertanian bukan hanya soal memenuhi kebutuhan dasar produksi, tetapi juga sebagai investasi jangka panjang untuk memastikan keberlangsungan usaha tani dan ketahanan pangan di desa.
Program ROHIS Lintasarta dan Rumah Zakat di Topejawa ini menjadi contoh nyata bagaimana pemberdayaan petani melalui bantuan konkret dan pendampingan yang berkelanjutan dapat membawa perubahan positif. Semangat kebersamaan dan dukungan lintas sektor menjadi kunci utama dalam mewujudkan pertanian yang lebih produktif dan masyarakat desa yang lebih sejahtera.
Dengan harapan dan kerja keras bersama, petani cabai di Desa Topejawa dapat terus maju, meningkatkan hasil panen, dan memperkuat ketahanan pangan di wilayahnya. Ini sekaligus menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan model pemberdayaan serupa demi masa depan pertanian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara lebih luas.