JAKARTA - Dalam dinamika perdagangan global yang terus berubah, Indonesia menunjukkan ketangguhannya melalui neraca perdagangan yang positif. Salah satu kunci utama keberhasilan ini adalah fokus pemerintah dalam mentransformasi sistem logistik nasional secara menyeluruh. Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa transformasi logistik menjadi pilar penting untuk memperkokoh neraca perdagangan Indonesia di tengah tantangan global yang penuh ketidakpastian.
Neraca perdagangan Indonesia pada bulan Mei 2025 tetap mempertahankan performa yang menggembirakan. Di tengah turbulensi geopolitik yang melanda banyak negara, Indonesia berhasil mencatat kenaikan sebesar 2,609% secara month-to-month (mtm). Ini merupakan capaian yang positif dan memperpanjang tren surplus perdagangan Indonesia selama 61 bulan berturut-turut. Surplus ini terutama ditopang oleh sektor nonmigas yang berhasil membukukan surplus sebesar USD 5,83 miliar. Sementara itu, sektor migas masih mencatat defisit sebesar USD 1,53 miliar. Menko Airlangga menyatakan bahwa capaian ini adalah bukti kekuatan ekonomi Indonesia yang mampu bertahan dan berkembang dalam situasi global yang menantang.
Namun, di balik keberhasilan ini, masih terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi para pelaku usaha di tanah air, khususnya terkait dengan tingginya biaya logistik nasional. Airlangga mengingatkan bahwa biaya logistik Indonesia saat ini masih berada di kisaran 14,5% dari produk domestik bruto (PDB). Biaya ini tergolong tinggi dibandingkan dengan standar global dan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi daya saing produk Indonesia di pasar internasional. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen mendorong transformasi logistik sebagai bagian integral dari upaya memperbaiki efisiensi dan menekan biaya perdagangan.
Pemerintah menargetkan penurunan biaya logistik nasional menjadi 12,5% dan terus menurun hingga mencapai angka 8%. Target ini disampaikan Airlangga saat peluncuran Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Conference and Exhibition (CONVEX) 2025. Dia menyatakan bahwa upaya ini bukan hanya sekadar pengurangan biaya, melainkan juga menyangkut perbaikan layanan logistik secara keseluruhan melalui digitalisasi dan deregulasi di sektor logistik.
Dalam konteks global, posisi Indonesia dalam Logistics Performance Index (LPI) 2023 berada di peringkat 61 dari 139 negara. Meskipun posisi ini masih jauh dari negara-negara dengan performa terbaik, pemerintah optimis dengan berbagai upaya yang dilakukan, peringkat tersebut dapat terus meningkat. Salah satu langkah strategis adalah penyempurnaan implementasi National Logistics Ecosystem (NLE), sebuah kerangka kerja untuk mengintegrasikan berbagai elemen logistik nasional agar lebih efisien dan transparan.
ALFI CONVEX diharapkan menjadi forum penting untuk menguatkan ekosistem logistik melalui kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha. Dukungan dari asosiasi dan pelaku usaha logistik sangat dibutuhkan agar transformasi dapat berjalan mulus dan menghasilkan dampak positif secara berkelanjutan.
Selain itu, pemerintah tengah menyusun Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Penguatan Logistik Nasional yang memuat tiga strategi utama. Pertama, penguatan infrastruktur konektivitas, layanan backbone, dan sarana penunjang logistik yang menjadi tulang punggung rantai pasok nasional. Kedua, penguatan integrasi dan digitalisasi logistik yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan transparansi informasi. Ketiga, peningkatan daya saing sumber daya manusia dan penyedia jasa logistik yang menjadi faktor kunci dalam menjaga kualitas layanan dan memperkuat kemampuan nasional di sektor logistik.
Menko Airlangga juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha sebagai kunci utama keberhasilan transformasi ini. Sinergi yang baik akan memperkuat daya saing produk-produk dalam negeri sekaligus membuka peluang ekspor yang lebih luas ke pasar global. Pemerintah juga terus melakukan negosiasi dengan berbagai kawasan mitra dagang dalam rangka kerja sama perdagangan regional yang saling menguntungkan.
Dalam keterangannya, Airlangga menyampaikan, “Logistik meningkatkan daya saing dan dengan daya saing kita akan mampu untuk menumbuhkan ekonomi. Ekonomi tumbuh akan mendorong investasi, investasi tumbuh akan menciptakan lapangan kerja. Jadi itulah yang Pemerintah harapkan bahwa lapangan kerja bisa terus tercipta dengan Indonesia yang lebih berdaya saing, dengan pasar yang lebih terbuka.”
Selain aspek infrastruktur dan regulasi, transformasi logistik juga sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi informasi. Digitalisasi menjadi kebutuhan mutlak dalam mengoptimalkan proses logistik, mulai dari pengelolaan rantai pasok hingga pemantauan pengiriman barang secara real-time. Dengan digitalisasi, efisiensi proses dapat meningkat secara signifikan, sekaligus membuka peluang inovasi baru di bidang logistik.
Menko Airlangga menutup penjelasannya dengan menegaskan bahwa digitalisasi bukan sekadar tren, melainkan keharusan yang harus diikuti agar sektor logistik nasional mampu bersaing secara global. “Tentunya digitalisasi menjadi salah satu yang keharusan. Karena efisiensi dengan digitalisasi akan berjalan secara lebih baik,” ujarnya.
Melalui transformasi logistik yang menyeluruh mulai dari perbaikan infrastruktur, deregulasi, digitalisasi, hingga pengembangan sumber daya manusia Indonesia berupaya memperkokoh fondasi ekonomi nasional. Langkah-langkah ini tidak hanya akan menurunkan biaya logistik dan memperkuat daya saing produk, tetapi juga akan membuka lebih banyak kesempatan kerja dan investasi. Dengan pasar yang semakin terbuka dan daya saing yang meningkat, Indonesia diharapkan mampu menjaga pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di masa depan.
Di tengah kompleksitas tantangan global, pemerintah bersama seluruh pemangku kepentingan di sektor logistik harus terus berkolaborasi dan berinovasi. Dengan demikian, transformasi logistik nasional dapat menjadi mesin penggerak utama dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan ekonomi yang kompetitif dan berdaya saing tinggi di kancah dunia.