KAI

KAI Percepat Digitalisasi dengan Face Recognition di Stasiun Besar

KAI Percepat Digitalisasi dengan Face Recognition di Stasiun Besar
KAI Percepat Digitalisasi dengan Face Recognition di Stasiun Besar

JAKARTA - Perkembangan teknologi terus mengubah wajah transportasi di Indonesia, terutama di sektor perkeretaapian. PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui anak perusahaannya, KAI Properti, mengambil langkah strategis dengan menghadirkan teknologi pengenalan wajah atau face recognition di tiga stasiun utama, yaitu Stasiun Cirebon Prujakan, Stasiun Tugu Yogyakarta, dan Stasiun Surabaya Pasar Turi. Langkah ini tidak hanya menandai modernisasi layanan, tetapi juga mempercepat proses boarding penumpang sekaligus mengurangi penggunaan kertas, sejalan dengan komitmen KAI terhadap keberlanjutan lingkungan.

Kemudahan dan Kecepatan Proses Boarding

Sistem face recognition yang dihadirkan KAI Properti memungkinkan penumpang melakukan boarding tanpa harus mencetak tiket fisik. Dengan hanya memindai wajah di e-gate yang tersedia, validasi tiket dapat berlangsung secara otomatis, cepat, dan aman. Inovasi ini memberikan kemudahan yang signifikan, khususnya saat masa puncak keberangkatan kereta api, sehingga mengurangi antrean dan kepadatan di pintu masuk stasiun.

Ramdhani Subagja, Plt Sekretaris Perusahaan KAI Properti, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam menyediakan sistem dan infrastruktur berbasis teknologi yang mendukung operasional KAI agar semakin modern. Menurutnya, “Sebagai KAI Group yang salah satunya menyediakan pengelolaan fasilitas stasiun, kami berkomitmen menyediakan sistem dan infrastruktur pendukung berbasis teknologi. Face recognition menjadi salah satu bentuk kontribusi kami dalam mendukung operasional KAI yang semakin modern.”

Dampak Positif bagi Penumpang dan Lingkungan

Penggunaan sistem face recognition ini sudah diterapkan hingga kini telah digunakan oleh lebih dari 15,52 juta pelanggan. Angka tersebut menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap teknologi ini serta kepercayaan mereka terhadap keamanan sistem yang diterapkan. Selain meningkatkan kenyamanan penumpang, penggunaan face recognition juga memberikan dampak positif terhadap efisiensi operasional.

Data dari KAI menunjukkan bahwa penggunaan teknologi ini telah menghemat sekitar 36.954 rol kertas boarding pass. Jika dikalkulasikan dalam nilai ekonomis, penghematan tersebut mencapai sekitar Rp554,29 juta. Pengurangan penggunaan kertas tidak hanya menguntungkan dari sisi biaya operasional, tetapi juga mendukung upaya pengurangan jejak ekologis yang selama ini menjadi perhatian utama perusahaan.

Proses Pendaftaran yang Mudah

Untuk dapat menggunakan layanan face recognition, penumpang hanya perlu melakukan pendaftaran melalui aplikasi Access by KAI atau langsung di loket stasiun. Proses ini bertujuan untuk menghubungkan data wajah penumpang dengan tiket elektronik sehingga ketika melakukan boarding, proses validasi dapat berjalan otomatis dengan hanya memindai wajah.

Pendekatan ini mempermudah sekaligus mempercepat proses boarding, terutama bagi para pengguna rutin yang sering melakukan perjalanan kereta api. Dengan demikian, teknologi ini tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga memperkuat sistem keamanan dan keakuratan identifikasi penumpang di stasiun.

Komitmen Berkelanjutan KAI Properti

Inovasi face recognition yang dihadirkan KAI Properti merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengintegrasikan teknologi digital dalam pelayanan transportasi publik. KAI Properti berkomitmen untuk terus berinovasi dan mengembangkan layanan digital yang tidak hanya meningkatkan efisiensi dan kenyamanan, tetapi juga tetap memperhatikan aspek keamanan dan keberlanjutan.

Bagja, perwakilan KAI Properti, menegaskan bahwa pengembangan layanan berbasis digital akan terus dilakukan dengan fokus pada tiga aspek utama: keamanan, kenyamanan, dan keberlanjutan. “Kami akan terus berinovasi dalam penyediaan layanan berbasis digital, dengan tetap mengedepankan aspek keamanan, kenyamanan, dan keberlanjutan,” ujar Bagja.

Masa Depan Digitalisasi Transportasi di Indonesia

Penerapan face recognition di stasiun-stasiun besar ini menjadi salah satu bukti nyata bahwa digitalisasi layanan transportasi massal di Indonesia terus berkembang. Dengan semakin banyaknya stasiun yang mengadopsi teknologi serupa, diperkirakan proses pelayanan akan semakin efektif dan efisien, serta dapat memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat yang semakin dinamis.

Selain itu, pengurangan penggunaan kertas boarding pass juga menjadi kontribusi nyata terhadap pelestarian lingkungan di tengah tantangan perubahan iklim. Teknologi ini pun berpotensi menginspirasi sektor transportasi lainnya untuk bertransformasi ke arah yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Implementasi sistem face recognition di tiga stasiun besar oleh KAI Properti menunjukkan bagaimana teknologi dapat dioptimalkan untuk mendukung layanan publik yang lebih cepat, aman, dan efisien. Selain mempermudah proses boarding bagi jutaan penumpang, teknologi ini juga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan melalui penghematan kertas secara signifikan.

Melalui inovasi berkelanjutan ini, KAI Properti tidak hanya memperkuat posisinya sebagai pengelola fasilitas stasiun yang modern, tetapi juga mendukung transformasi digital transportasi publik Indonesia menuju masa depan yang lebih cerdas dan ramah lingkungan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index