JAKARTA - Indonesia kini memasuki babak baru dalam kemandirian industri pertahanan maritim dengan pembangunan Dermaga Shiplift Kapal Selam oleh PT PP (Persero) Tbk atau PTPP. Proyek besar ini tak sekadar konstruksi biasa, melainkan simbol kuatnya semangat inovasi dan kemandirian nasional dalam pengembangan alutsista. Dengan nilai Rp 275 miliar dan progres lebih dari 62 %, fasilitas ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu bersaing dan mandiri dalam teknologi pertahanan canggih.
Tonggak Sejarah Whole Local Production Kapal Selam
Dermaga Shiplift Block A-B dirancang mendukung program Whole Local Production (WLP) kapal selam, salah satu prioritas strategis pemerintah. Dibangun dalam waktu 600 hari kalender, fasilitas ini menjadi infrastruktur pendukung penting untuk pemeliharaan, pengangkatan, dan peluncuran kapal selam terbaik Indonesia sebuah lompatan besar dalam mewujudkan kemandirian alutsista.
Inovasi Ramah Lingkungan dalam Proyek Strategis
PTPP menjadi pelopor konstruksi pertahanan ramah lingkungan melalui implementasi berbagai inovasi teknis. Corporate Secretary Joko Raharjo menjelaskan penggunaan bekisting beton precast berbahan baja yang dapat digunakan ulang mengurangi limbah dan emisi karbon. Selain itu, lokasi proyek juga memanfaatkan panel surya sebagai sumber energi penerangan, mengurangi ketergantungan pada listrik fosil.
Digitalisasi Konstruksi: Efisiensi dan Keselamatan Unggul
Penggunaan teknologi digital seperti IoT (Internet of Things) dan BIM 9D mempertegas keunggulan proyek ini. Sistem otomatis ini meningkatkan efisiensi kerja, mengoptimalkan penggunaan material, pengawasan kualitas, dan keselamatan selama konstruksi. Joko menegaskan, semuanya dilakukan tanpa meninggalkan target mutu dan waktu proyek.
Otomasi Proses Bangun: Akurasi dan Produktivitas Tinggi
Untuk memastikan presisi, Dermaga Shiplift dibangun menggunakan teknologi otomatis seperti automatic bucket cor untuk pengecoran beton, automatic curing beton untuk pemeliharaan panjang beton, serta mesin roller tulangan besi otomatis. Semua alat ini tidak hanya mempercepat proses konstruksi, tetapi juga mengurangi risiko kecelakaan kerja, memperkuat budaya keselamatan di lapangan.
Spesifikasi Struktur: Dirancang untuk Kapal Selam
Kehadiran shiplift pertama di Indonesia yang khusus untuk kapal selam membawa sejumlah kekhasan. Dermaga ini mampu menahan beban hingga 15 ton/m² dengan ketebalan struktur mencapai 2,5 meter—memberi jaminan keamanan dan presisi dalam mengakomodasi berat kapal selam selama operasional. Keandalan struktur ini menjadi salah satu faktor penting agar kapal selam bisa dipelihara atau diperbaiki tanpa risiko berlebih.
Kolaborasi Global: Mitra dari AS Tingkatkan Transfer Teknologi
Kesuksesan proyek ini tidak lepas dari kolaborasi strategis PTPP dengan Syncrolift AS, perusahaan teknologi shiplift ternama di dunia. Kolaborasi ini membawa teknologi canggih ke Indonesia sekaligus membuka pintu transfer pengetahuan dan peningkatan kapasitas SDM lokal. Teknologi dan standar global ini akan membangun pondasi kuat bagi industri konstruksi pertahanan nasional.
Manifes Kemandirian dan Inovasi Maritim Indonesia
Menurut Joko Raharjo, dermaga shiplift ini lebih dari sekadar konstruksi. “PTPP tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga pondasi bagi masa depan industri maritim Indonesia yang kuat dan berdaulat,” tegasnya. Dengan proyek ini, Indonesia menunjukkan kemampuannya menjalankan visi berdaulat dan inovatif di sektor pertahanan.
Dampak Jangka Panjang: Mendorong Industri dan SDM Lokal
Dermaga Shiplift Kapal Selam menjadi pusat kegiatan maritim strategis yang berdampak luas. Selain memperkuat kesiapan pertahanan, proyek ini juga membuka lapangan kerja, meningkatkan kompetensi teknis tenaga konstruksi lokal, dan merangsang pertumbuhan industri pendukung komponen dan teknologi maritim.
Digitalisasi dan otomasi yang diterapkan menjadi transfer teknologi yang memperkaya keterampilan pekerja, menjadikan mereka siap menghadapi tuntutan pekerjaan modern. Efek bergandanya akan terasa dalam jangka panjang, dari orientasi global sampai penciptaan migs industri dalam negeri.
Tantangan dan Komitmen PTPP dalam Proyek Strategis
Membangun dermaga shiplift kapal selam bukan tanpa tantangan. Dimulai dari aspek teknis hingga pengelolaan sumber daya, semua harus disesuaikan dengan standar global. PTPP membuktikan komitmennya lewat pencapaian kemajuan lebih dari target awal, menegaskan bahwa manajemen proyek dan teknis mereka siap menghadirkan hasil berkualitas tinggi.
Awal Kesuksesan Sekali untuk Mandiri Pertahanan
Proyek Dermaga Shiplift oleh PTPP menandai era baru dalam kemandirian industri pertahanan nasional melalui teknologi canggih, lingkungan yang ramah, dan kolaborasi global. Realisasi progres di atas target, teknologi otomatisasi, dan integrasi digital meningkatkan standar pembangunan infrastruktur pertahanan nasional.
Lebih jauh, pembangunan ini menjadi fondasi kuat untuk pengembangan SDM, transfer teknologi, dan pemberdayaan industri pendukung. Dengan fasilitas ini, Indonesia semakin dekat dengan visi industri maritim berdaulat, mandiri, dan mampu bersaing di panggung global.
Program dermaga shiplift bukan hanya soal beton dan bajata pi juga simbol kesiapan Indonesia membangun masa depan pertahanan yang mandiri, inovatif, dan berkelanjutan.