BUMN

BUMN Dukung Kopdes Merah Putih Dorong Ekonomi Desa Berkembang

BUMN Dukung Kopdes Merah Putih Dorong Ekonomi Desa Berkembang
BUMN Dukung Kopdes Merah Putih Dorong Ekonomi Desa Berkembang

JAKARTA - Gerakan koperasi desa yang dikenal sebagai Kopdes Merah Putih saat ini berada dalam tahap penguatan strategis. Program ini bukan hanya melibatkan masyarakat desa secara langsung, namun juga menjalin kerja sama dengan 18 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lintas sektor. Tujuan utamanya adalah menghubungkan potensi ekonomi lokal dengan ekosistem bisnis nasional, sehingga fondasi kemandirian ekonomi rakyat semakin kokoh.

Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, menyampaikan dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, bahwa keterlibatan BUMN dalam program Kopdes Merah Putih bukanlah sekadar formalitas. Lebih dari itu, keterlibatan ini diwujudkan dalam berbagai kolaborasi konkret seperti program Corporate Social Responsibility (CSR), pelatihan kewirausahaan, distribusi produk, serta kemitraan bisnis yang saling menguntungkan.

“Kami terus mendorong sinergi yang nyata dengan BUMN, disesuaikan dengan bidang usaha mereka dan gerai koperasi, baik dalam bentuk CSR, pelatihan, distribusi produk, maupun kemitraan usaha,” ujar Budi.

BUMN dan Peranannya dalam Ekosistem Kopdes Merah Putih

Sebanyak 18 BUMN telah menyatakan dukungan dan berkomitmen menjadi bagian dari ekosistem Kopdes Merah Putih. Antara lain PT Pertamina, PT PLN, PT Telkom Indonesia, dan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang terdiri dari BRI, Mandiri, BTN, dan BNI. Selain itu, Bank Syariah Indonesia (BSI), Indofarma, Kimia Farma, Bio Farma, Holding Pangan ID FOOD, Perkebunan Nusantara (PTPN), Pupuk Indonesia, Bulog, Perikanan Indonesia, Pos Indonesia, Pelindo, dan Nindya Karya juga turut terlibat.

Keterlibatan berbagai BUMN ini mencakup sektor energi, logistik, farmasi, perbankan, hingga digitalisasi. Sinergi tersebut diharapkan dapat mempercepat akselerasi ekonomi desa sekaligus memperkuat rantai distribusi produk dari desa ke kota dan sebaliknya. Dengan demikian, koperasi desa tidak hanya bergerak sendiri, tetapi terkoneksi dengan ekosistem bisnis yang lebih luas dan modern.

“Koperasi harus terhubung dengan ekosistem bisnis nasional. Beberapa BUMN seperti PLN, Pertamina, Pos, Himbara, farmasi, perikanan, dan Telkom sudah terlibat untuk mendukung berbagai layanan, termasuk digitalisasi dan jasa keuangan,” jelas Budi.

Capaian Signifikan: Ribuan Koperasi Desa Terbentuk

Hingga saat ini, sudah terbentuk lebih dari 80 ribu koperasi di desa dan kelurahan melalui program Kopdes Merah Putih. Dari jumlah tersebut, lebih dari 77 ribu koperasi sudah mengantongi Surat Keputusan (SK) Badan Hukum yang menandakan legalitas dan kesiapan operasional mereka.

“Sebagian besar provinsi sudah mencapai pembentukan koperasi secara menyeluruh, bahkan ada yang mencapai 100 persen,” tambah Budi.

Kopdes Merah Putih bukan sekadar program administratif, melainkan sebuah gerakan nasional yang menitikberatkan pada prinsip gotong royong, solidaritas sosial, dan kearifan lokal. Pendekatan tersebut diharapkan dapat memperkuat basis ekonomi masyarakat secara menyeluruh dan berkelanjutan.

Menghadapi Tantangan dengan Sinergi dan Kearifan Lokal

Walaupun capaian sudah cukup signifikan, pemerintah tetap menghadapi tantangan dalam pelaksanaan di lapangan. Salah satu kendala utama adalah akselerasi pembentukan koperasi di daerah dengan karakter sosial dan budaya unik seperti Baduy dan Papua.

Namun, dengan dukungan sinergi lintas kementerian, lembaga, dan BUMN, diharapkan proses pembentukan koperasi di daerah-daerah tersebut tetap menghormati kearifan lokal tanpa kehilangan tujuan utama dari program ini.

“Kopdes Merah Putih terus dipercepat karena bukan sekadar program, melainkan gerakan ekonomi nasional yang bertujuan membangkitkan ekonomi dari bawah,” tegas Budi.

Modernisasi Ekonomi Desa Melalui Pendampingan Koperasi

Program Kopdes Merah Putih juga berperan sebagai wadah modernisasi ekonomi desa yang mengandalkan potensi lokal. Melalui pendampingan, pelatihan, dan penguatan peran koperasi, diharapkan nilai tambah ekonomi bisa langsung dirasakan oleh masyarakat desa.

Pemerintah berupaya meningkatkan kapasitas koperasi sehingga mampu bersaing dan tumbuh sebagai pusat ekonomi desa yang sehat dan kuat. Selain itu, koperasi diharapkan dapat terkoneksi dengan pasar yang lebih luas, baik secara nasional maupun internasional di masa depan.

Harapan dan Arah Ke Depan Program Kopdes Merah Putih

Dengan sinergi kuat dari berbagai BUMN, Kopdes Merah Putih diharapkan menjadi motor penggerak utama penguatan ekonomi rakyat berbasis desa. Kolaborasi distribusi produk, pelatihan kewirausahaan, bantuan permodalan, dan akses digital menjadi kunci utama agar koperasi tidak berjalan sendiri, melainkan terkoneksi dalam rantai ekonomi yang lebih besar.

Pemerintah memandang model pengembangan koperasi berbasis desa ini sebagai cetak biru pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Menjadi contoh bagaimana pemberdayaan ekonomi masyarakat akar rumput bisa disinergikan dengan korporasi besar demi kemajuan bersama.

“Koperasi harus menjadi pusat ekonomi desa yang sehat, kuat, dan terkoneksi dengan pasar. Peran BUMN sangat penting sebagai penggerak awal untuk mencapai hal tersebut,” tutup Budi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index