Bulog Perkuat Ketahanan Pangan Lewat Dana Rp22,7 Triliun

Selasa, 19 Agustus 2025 | 09:25:07 WIB
Bulog Perkuat Ketahanan Pangan Lewat Dana Rp22,7 Triliun

JAKARTA - Langkah pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional kembali ditegaskan melalui penambahan modal besar bagi Perum Bulog pada tahun anggaran 2026. Dalam Nota Keuangan yang telah disusun, Bulog diproyeksikan menerima dana sebesar Rp22,7 triliun. Dana ini difokuskan untuk menyerap gabah setara beras sebanyak 3 juta ton dari petani di seluruh Indonesia.

Kebijakan tersebut dinilai sebagai langkah strategis karena akan memperkuat pasokan Cadangan Beras Pemerintah (CBP), menjaga harga gabah di tingkat petani tetap stabil, sekaligus menjamin ketersediaan beras untuk masyarakat. Dengan pengelolaan yang lebih optimal, Bulog diharapkan mampu mendukung penuh program ketahanan pangan nasional di tahun mendatang.

Jika dibandingkan dengan tahun anggaran 2025, jumlah suntikan dana ini mengalami peningkatan signifikan. Pada tahun 2025, Bulog hanya memperoleh alokasi Rp16,6 triliun untuk penyerapan 3 juta ton gabah setara beras. Artinya, terdapat kenaikan sebesar 36,74 persen yang diberikan pemerintah kepada Bulog untuk memperluas jangkauan serapannya.

Fokus pada Dana OIP

Dalam penjelasan resmi Nota Keuangan, disebutkan bahwa dana segar tersebut disalurkan melalui skema Operator Investasi Pemerintah (OIP). OIP selama ini digunakan sebagai mekanisme pendanaan strategis untuk mendukung program prioritas nasional, termasuk dalam bidang pangan.

“Untuk tahun 2026, Perum Bulog menargetkan penyerapan gabah dan beras petani hingga 3 juta ton setara beras, yang pendanaannya sebagian difasilitasi melalui dana OIP pada RAPBN tahun anggaran 2026, dana OIP Perum Bulog direncanakan sebesar Rp22.734,0 miliar,” demikian tertulis dalam buku Nota Keuangan tersebut.

Skema dana OIP ini dipandang lebih efektif karena mengurangi ketergantungan pada pinjaman bank. Dengan begitu, risiko beban bunga dan jaminan pemerintah dapat ditekan. Dampaknya, efisiensi dalam pengelolaan modal Bulog meningkat sehingga dana lebih maksimal untuk serapan gabah.

Dukungan untuk Petani

Suntikan dana besar tersebut pada dasarnya diarahkan untuk menjaga produksi dan kesejahteraan petani di dalam negeri. Bulog menargetkan penyerapannya berasal dari 26 wilayah dan 8 sentra produksi utama. Dengan jaminan serapan ini, petani memiliki kepastian pasar sehingga tidak perlu khawatir harga jatuh ketika masa panen raya tiba.

Tujuan utama lain dari kebijakan ini adalah menjaga ketersediaan beras di pasar domestik. Dengan stok yang mencukupi, maka harga beras di tingkat konsumen dapat dikendalikan lebih baik. Selain itu, dengan pasokan yang kuat, ketergantungan terhadap impor beras bisa ditekan sehingga Indonesia lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya.

“Dengan demikian, dana OIP Perum Bulog ini diharapkan dapat menjamin ketersediaan pasokan beras, menjaga stabilitas harga beras, serta meningkatkan kesejahteraan petani sesuai dengan tujuan dari program ketahanan pangan nasional,” tertulis lebih lanjut dalam Nota Keuangan tersebut.

Perbandingan dengan Tahun 2025

Kebijakan ini bukan kali pertama Bulog mendapatkan dukungan lewat OIP. Pada 2025, Bulog juga menerima modal melalui skema serupa. Berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor S-38/MK5/2025, Bulog ditugaskan menyerap gabah setara beras sebanyak 3 juta ton.

Namun tidak berhenti di situ, pada tahun yang sama Bulog kembali mendapat tugas tambahan untuk menyerap 1 juta ton gabah setara beras. Dengan demikian, total penugasan pada 2025 mencapai 4 juta ton. Hal ini menandakan bahwa peran Bulog semakin sentral dalam menstabilkan pasar beras domestik.

Proyeksi Dampak

Dengan meningkatnya dukungan pemerintah pada 2026, Bulog diharapkan mampu menjalankan program serapan lebih efektif dan terarah. Peningkatan alokasi dana hingga Rp22,7 triliun diyakini memberi keleluasaan dalam membeli gabah petani dengan harga yang wajar. Tidak hanya menguntungkan petani, kebijakan ini juga akan menjaga daya beli masyarakat luas.

Selain itu, penyerapan gabah dalam jumlah besar akan memperkuat cadangan strategis nasional. CBP memiliki peran vital, terutama dalam situasi darurat seperti bencana alam atau fluktuasi harga di pasar global. Dengan cadangan yang aman, pemerintah lebih siap menghadapi gejolak eksternal tanpa perlu tergantung pada impor.

Penopang Stabilitas Nasional

Kebijakan ini sekaligus menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menurunkan risiko ketergantungan pada pangan impor. Selama ini, harga pangan dunia sangat fluktuatif dan rentan terhadap kondisi geopolitik. Dengan memperkuat produksi dan cadangan dalam negeri, Indonesia dapat lebih tahan terhadap tekanan global.

Langkah Bulog di tahun 2026 akan semakin krusial. Selain memperbesar cadangan, Bulog juga didorong untuk mengelola penyerapan secara efisien. Pemanfaatan infrastruktur penyimpanan, distribusi, hingga mekanisme penyaluran kepada masyarakat harus berjalan dengan transparan. Dengan begitu, manfaat yang diharapkan bisa benar-benar dirasakan petani maupun konsumen.

Pemberian dana Rp22,7 triliun kepada Bulog pada 2026 bukan sekadar tambahan modal, melainkan sebuah bentuk komitmen nyata pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Dengan target menyerap 3 juta ton gabah setara beras, Bulog diharapkan mampu menjaga keseimbangan pasar sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

Kebijakan ini juga menegaskan bahwa stabilitas pangan menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional. Jika pengelolaan dana berjalan optimal, maka manfaatnya bukan hanya bagi petani, tetapi juga seluruh rakyat Indonesia. Bulog pun diposisikan sebagai garda depan dalam memastikan beras tetap tersedia, terjangkau, dan berkualitas untuk masyarakat.

Terkini

Olahraga Aman untuk Ibu Menyusui Sehat

Minggu, 07 September 2025 | 12:17:07 WIB

Gym Membantu Tubuh dan Pikiran Lebih Sehat

Minggu, 07 September 2025 | 12:17:06 WIB

Manfaat Seru Terjun Payung Untuk Tubuh Sehat

Minggu, 07 September 2025 | 12:17:05 WIB

Manfaat Panjat Tebing Untuk Kesehatan Fisik Mental

Minggu, 07 September 2025 | 12:17:04 WIB

Jalan Cepat Tingkatkan Tubuh dan Pikiran Sehat

Minggu, 07 September 2025 | 12:17:02 WIB