JAKARTA - Industri energi terbarukan kembali mencatatkan tonggak penting melalui inovasi teknologi yang dihadirkan Envision Energy. Perusahaan teknologi hijau berskala global ini memperkenalkan pencapaian terbaru berupa prototipe turbin pintar berbilah dua untuk lokasi darat yang sukses beroperasi stabil dalam jangka panjang. Turbin tersebut kini menjadi sorotan karena telah diuji selama lebih dari 500 hari dan menunjukkan kinerja yang dapat bersaing dengan turbin berbilah tiga, model yang selama ini mendominasi pasar pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).
Keberhasilan operasional turbin ini tercermin dari tingkat ketersediaan mencapai 99,3%, MTBT atau mean time between trouble 2.444 jam, serta equivalent full-load hours sebesar 3.048 jam per tahun. Catatan teknis ini menegaskan bahwa inovasi Envision tidak hanya bertahan pada tahap eksperimen, tetapi juga telah membuktikan kemampuannya di lapangan sebagai solusi energi hijau yang efisien dan dapat diandalkan.
Turbin berbilah dua tersebut menggunakan platform Model X PLTB darat yang dikembangkan oleh Envision. Platform ini memiliki desain modular dengan teknologi Doubly-Fed Induction Generator (DFIG) berkecepatan tinggi, sehingga memberikan stabilitas lebih baik. Bobot konstruksi yang ringan, efisiensi tingkat sistem, serta performa unggulan menjadikan desain ini solusi energi yang terintegrasi. Selain itu, turbin berbilah dua juga menawarkan fleksibilitas untuk berbagai jenis aplikasi pembangkit listrik terbarukan, terutama di wilayah yang membutuhkan efisiensi biaya maupun kepraktisan logistik.
- Baca Juga Harga BBM Terbaru Berlaku Seluruh SPBU
Senior Vice President sekaligus Chief Product Officer Envision Energy, Lou Yimin, menekankan pentingnya pencapaian ini. “Setelah mengatasi sejumlah tantangan teknis, seperti getaran sistem yang berlebihan dan daya listrik yang tidak merata hal-hal yang telah lama menghambat desain turbin berbilah dua, Envision kembali menghadirkan terobosan dalam PLTB dengan menjadi produsen pertama di industri yang membuktikan kinerja operasional turbin generasi baru berbilah dua tersebut dalam jangka panjang,” ujarnya.
Keberhasilan tersebut merupakan hasil perjalanan panjang riset dan pengembangan. Envision mulai menekuni teknologi turbin berbilah dua sejak lebih dari sepuluh tahun lalu. Global Innovation Center (GIC) Envision di Denmark berhasil membuat pencapaian awal berupa turbin lepas pantai berkapasitas 3,6 MW. Dengan langkah itu, Envision menjadi salah satu pionir global yang berhasil menghadirkan desain berbeda dari model turbin konvensional.
Kemudian, prototipe turbin berbilah dua pertama dipasang sebagai bagian dari pengujian awal. Pengalaman ini menjadi dasar penting bagi Envision untuk menguasai kemampuan pengembangan produk sekaligus operasional. Sejak saat itu, perusahaan terus menyempurnakan teknologinya hingga kini berhasil menghadirkan generasi terbaru yang lebih efisien, stabil, serta kompetitif.
Untuk memastikan kesiapan menuju tahap komersialisasi, validasi lapangan dilakukan secara ketat. Turbin diuji dalam pusat verifikasi PLTB pintar milik Envision yang dilengkapi sistem validasi multilevel. Proses pengujian berlangsung berbulan-bulan demi mengukur kinerja turbin dalam berbagai kondisi. Envision bahkan menggunakan salah satu fasilitas uji beban full-system multi-degree-of-freedom pertama di industri untuk mengevaluasi performa lusinan turbin berbilah dua.
Setiap parameter operasional dirancang, diuji, dan divalidasi secara sistematis. Langkah ini memastikan teknologi tidak hanya unggul dalam konsep, tetapi juga terbukti andal ketika dioperasikan di lapangan. Dengan demikian, potensi kelemahan bisa diantisipasi sejak awal, sekaligus membuka jalan lebih lebar untuk komersialisasi turbin berbilah dua di pasar global.
Keunggulan utama dari desain ini adalah efisiensi logistik dan instalasi modular. Dibandingkan dengan turbin berbilah tiga, model berbilah dua lebih ringan dan mudah dipindahkan. Hal ini sangat bermanfaat untuk proyek di daerah terpencil atau lokasi dengan keterbatasan infrastruktur. Selain itu, biaya pengiriman dan pemasangan bisa ditekan, sehingga total investasi proyek menjadi lebih kompetitif.
Bagi pasar energi terbarukan, inovasi ini berarti hadirnya alternatif baru yang memperkaya pilihan teknologi. Proyek PLTB yang memprioritaskan efisiensi biaya serta fleksibilitas logistik dapat mempertimbangkan model berbilah dua sebagai solusi. Dengan performa yang terbukti setara dengan turbin konvensional, model ini berpotensi mempercepat pembangunan infrastruktur energi hijau di berbagai wilayah.
Capaian tersebut juga memperkuat posisi Envision Energy sebagai pemimpin pasar yang konsisten menghadirkan teknologi mutakhir. Lebih dari sekadar inovasi, keberhasilan ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam mendukung transisi energi global menuju netralitas karbon. Teknologi baru ini sejalan dengan kebutuhan dunia akan energi bersih yang andal, efisien, dan berkelanjutan.
Dalam jangka panjang, turbin berbilah dua generasi baru diperkirakan mampu mempercepat adopsi energi angin di pasar global. Dengan mengombinasikan efisiensi, stabilitas, dan biaya yang kompetitif, teknologi ini bisa menjadi motor penggerak bagi perluasan kapasitas energi terbarukan di banyak negara.
Seiring meningkatnya kesadaran dunia terhadap perubahan iklim, peran inovasi teknologi seperti ini semakin penting. Turbin pintar berbilah dua yang dikembangkan Envision bukan hanya menegaskan kesiapan industri dalam menjawab tantangan energi bersih, tetapi juga memperlihatkan bagaimana kreativitas dan riset jangka panjang mampu menghasilkan solusi nyata.
Dengan beroperasinya turbin selama lebih dari 500 hari secara stabil, Envision Energy telah menutup perdebatan lama tentang kelemahan desain berbilah dua. Kini, teknologi ini bukan lagi sekadar gagasan, melainkan sebuah terobosan yang siap menjadi bagian penting dari masa depan energi terbarukan dunia.