Manufaktur Hijau: Memadukan Energi Terbarukan dan Inovasi Teknologi untuk Masa Depan Berkelanjutan

Senin, 24 Februari 2025 | 10:01:09 WIB
Manufaktur Hijau: Memadukan Energi Terbarukan dan Inovasi Teknologi untuk Masa Depan Berkelanjutan

JAKARTA - Dalam era yang diwarnai oleh perubahan iklim dan meningkatnya permintaan energi global, integrasi energi terbarukan dan teknologi canggih dalam sektor manufaktur menjadi sorotan utama. Momen bersejarah ini tercermin dari inisiatif nasional dan internasional yang berfokus pada pengurangan emisi karbon dan inovasi berkelanjutan. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), melalui Organisasi Riset Energi dan Manufaktur (OREM), memimpin langkah ini dengan menyelenggarakan The 12th International Conference on Sustainable Energy Engineering and Application 2025 (ICSEEA 2025). Diadakan di Yogyakarta, konferensi yang berlangsung secara hybrid ini mengusung tema "Green Manufacturing: Integrating Renewable Energy and Advanced Testing Technology for Sustainable Future."

Ketua ICSEEA 2025, Mohamad Khoirul Anam mengungkapkan bahwa konferensi ini bertujuan untuk mendiskusikan tren penelitian mutakhir dalam berbagai bidang yang meliputi energi terbarukan, transportasi berkelanjutan, manufaktur ramah lingkungan, serta pengukuran kualitas di sektor manufaktur. "ICSEEA 2025 adalah platform utama bagi para peneliti, akademisi, dan pelaku industri untuk berbagi pengetahuan, inovasi, serta solusi dalam energi dan manufaktur berkelanjutan," ujar Anam.

BRIN, melalui penelitian yang dilakukan oleh para ahli di dalam negeri, berupaya mengembangkan teknologi manufaktur yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Indonesia. Teguh Muttaqie, Kepala Pusat Riset Teknologi Pengujian dan Standar BRIN, menggarisbawahi pentingnya adaptasi teknologi yang bersumber dari luar negeri. "Teknologi dari luar negeri mungkin sesuai untuk tempat lain dengan daya beli tinggi, tetapi belum tentu cocok untuk Indonesia. Inilah tantangan bagi para peneliti manufaktur di negara kita," kata Teguh.

BRIN berfokus pada dua bidang utama, yakni konservasi energi dan manufaktur hijau. Konservasi energi bertujuan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya tanpa mengorbankan fungsi dasar. Podeuara untuk mencapai tujuan ini, Teguh menambahkan, "Konservasi energi adalah tentang bagaimana kita menggunakan energi lebih efisien tanpa mengurangi fungsinya."

Konferensi ICSEEA 2025 juga menghadirkan para ahli dari berbagai belahan dunia yang menyampaikan gagasan baru di bidang energi dan manufaktur. Adroit T.N. Fajar dari Kyushu University mempresentasikan inovasi teknologi desain molekuler berkelanjutan dengan bantuan Artificial Intelligence (AI). “Di era disrupsi saat ini, ilmu Kimia Terapan dapat dipadukan dengan teknologi AI untuk desain molekuler, termasuk dalam pemilihan ekstraktan di industri pertambahan logam dan menilai pembentukan bahan kimia baru,” ungkapnya.

Anelie Petrissans dari Universite De Lorraine, bersama dengan tim risetnya, mengembangkan teknologi torefaksi kayu untuk efesiensi energi yang lebih baik. “Kayu yang dipanaskan memiliki keunggulan, yaitu memiliki jejak karbon rendah selama masa produksi, dan setelah pemakaiannya akan mudah menghasilkan energi ramah lingkungan,” kata Petrissans.

Selain itu, Ismail A. Al-Faleh, Direktur National Measurements and Calibration Center (NMCC) Arab Saudi, memaparkan peran standardisasi di bidang energi dan manufaktur. "Saudi Standards, Metrology, and Quality Organization (SASO) telah mengembangkan standar khusus untuk teknologi energi terbarukan dan menciptakan kerangka peraturan yang mengatur instalasi serta pengoperasian sistem energi terbarukan," ujarnya.

Masahiro Hori dari Shizuoka University juga berkontribusi dalam diskusi dengan paparan tentang manufaktur nano untuk efisiensi energi. Dia menekankan pentingnya penggunaan teknologi Complementary Metal-Oxide-Semiconductor (CMOS) kriogenik untuk efisiensi daya. “Pada T rendah, total daya sistem diperkirakan berkurang, termasuk daya pendinginan,” jelas Hori.

Sebagai bagian dari upaya Jepang menuju netralitas karbon, Tetsuya Niikuni dari NTSEL, NALTEC menjelaskan target penjualan kendaraan listrik yang mencapai 100% di tahun 2035. "Kami telah memperkenalkan 5,000 kendaraan listrik komersial sejak tahun 2020 dengan target penetrasi penuh di tahun 2040," katanya.

ICSEEA 2025 juga menghadirkan temu industri dan pameran yang menampilkan peralatan pengujian terbaru dan layanan konsultasi dari berbagai produsen terkemuka. Semua elemen ini menunjukkan sinergi antara teknologi dan keberlanjutan, membuka jalan bagi masa depan yang hijau.

Terkini

Olahraga Aman untuk Ibu Menyusui Sehat

Minggu, 07 September 2025 | 12:17:07 WIB

Gym Membantu Tubuh dan Pikiran Lebih Sehat

Minggu, 07 September 2025 | 12:17:06 WIB

Manfaat Seru Terjun Payung Untuk Tubuh Sehat

Minggu, 07 September 2025 | 12:17:05 WIB

Manfaat Panjat Tebing Untuk Kesehatan Fisik Mental

Minggu, 07 September 2025 | 12:17:04 WIB

Jalan Cepat Tingkatkan Tubuh dan Pikiran Sehat

Minggu, 07 September 2025 | 12:17:02 WIB