Indonesia Siapkan Minyak Nabati Gantikan Energi Fosil untuk Mewujudkan Swasembada Energi

Selasa, 25 Februari 2025 | 08:28:13 WIB
Indonesia Siapkan Minyak Nabati Gantikan Energi Fosil untuk Mewujudkan Swasembada Energi

JAKARTA – Indonesia dihadapkan pada tantangan besar untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan beralih ke sumber energi terbarukan. Salah satu langkah strategis yang dianggap penting adalah memanfaatkan minyak nabati, khususnya minyak kelapa sawit, sebagai alternatif pengganti energi fosil. Hal ini diungkapkan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dalam upaya mendukung swasembada energi sebagai bagian dari program Astacita Presiden Prabowo Subianto.

Menurut Achmad Maulizal, Kepala Bidang Perusahaan BPDP, minyak sawit menjadi salah satu komoditas strategis yang harus dimanfaatkan untuk memperkuat ketahanan pangan dan energi nasional. Maulizal menjelaskan bahwa penguatan hilirisasi sawit kini menjadi fokus utama pemerintah, yang juga sejalan dengan kebijakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

"Minyak sawit memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan dan energi. Program penguatan sawit yang diterapkan oleh pemerintah sudah tertuang dalam berbagai kebijakan dan program Presiden Prabowo Subianto, seperti yang termaktub dalam RPJMN," kata Maulizal dalam acara Workshop Jurnalis Industri Hilir Sawit bertajuk "Strategi Penguatan Hilirisasi Sawit Bagi Pangan dan Energi Indonesia" yang digelar di Bogor.

Peremajaan Sawit Rakyat untuk Meningkatkan Produktivitas

Dalam upaya mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, BPDP terus berkomitmen untuk mendorong kemandirian pangan dan energi. Salah satu langkah yang diambil adalah menggenjot pelaksanaan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman sawit milik petani. Saat ini, produktivitas sawit Indonesia masih berada pada angka yang rendah, yakni hanya 2,5 hingga 3 ton per hektar per tahun.

“Tanpa program PSR, produktivitas sawit Indonesia akan terus mengalami penurunan. Saat ini saja, produktivitas sawit petani masih terbilang rendah, yaitu hanya 2,5 hingga 3 ton per hektar per tahun,” ujar Achmad Maulizal.

Biodiesel dan Program B40: Solusi Pengganti Energi Fosil

Di sisi lain, program biodiesel berbasis minyak sawit menjadi salah satu solusi yang dijanjikan oleh pemerintah untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), R Edi Wibowo, menjelaskan bahwa kebutuhan CPO (Crude Palm Oil) akan terus meningkat, terutama dengan adanya program B40 yang akan diterapkan pada tahun 2025. Program ini bertujuan untuk mencampurkan 40% biodiesel berbasis minyak sawit ke dalam bahan bakar solar.

"B40 yang mulai diterapkan pada 1 Januari 2025 diperkirakan akan membutuhkan sekitar 15,6 juta ton CPO. Program ini tidak hanya akan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga mendukung penggunaan energi terbarukan," jelas Edi Wibowo.

Edi juga menambahkan bahwa penerapan biodiesel saat ini sudah berjalan lancar, baik dari sisi pasokan maupun penyaluran. Menurutnya, masalah teknis yang pernah muncul, seperti kerusakan mesin akibat penggunaan biodiesel, kini semakin jarang terdengar.

“Biodiesel telah terbukti memberikan manfaat signifikan bagi negara, dengan menghemat devisa negara sebesar 9,33 miliar dolar AS atau sekitar Rp149,28 triliun pada tahun 2024,” kata Edi. Ia memproyeksikan bahwa pada tahun 2025, program B40 akan menghemat devisa sekitar Rp147,5 triliun, mengurangi emisi karbon sebanyak 41,46 juta ton CO2 ekuivalen, dan meningkatkan nilai tambah CPO sebesar Rp20,98 triliun.

Dukungan Pelaku Industri Biofuel

Pelaku industri juga mendukung penuh kebijakan pemerintah dalam meningkatkan penggunaan biodiesel. Kepala Bidang Sustainability Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), Rapolo Hutabarat, mengungkapkan bahwa kapasitas produksi biodiesel Indonesia telah meningkat pesat sejak 2005, dan pada tahun 2024 diperkirakan akan mencapai lebih dari 20 juta kiloliter. Namun, Rapolo menambahkan bahwa program bioethanol berbasis sawit dan minyak nabati lainnya perlu lebih didorong agar lebih berkembang.

“Program bioethanol berbasis sawit atau minyak nabati lainnya masih belum berjalan optimal. Kami berharap program ini bisa dijalankan dengan baik oleh pemerintah untuk mendukung keberlanjutan energi terbarukan di Indonesia,” ungkap Rapolo.

Tantangan untuk Industri Sawit dan Petani

Meskipun Indonesia memiliki potensi besar dalam industri sawit, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi, salah satunya adalah penurunan produktivitas sawit. Fenny Sofyan, Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), menjelaskan bahwa salah satu solusi untuk meningkatkan produktivitas sawit adalah melalui PSR. Namun, Fenny juga mengingatkan bahwa sektor hulu sawit membutuhkan dukungan dari pemerintah berupa kepastian hukum dan peraturan yang jelas.

“GAPKI berharap pemerintah dapat memberikan dukungan yang lebih kuat dalam sektor hulu, termasuk melalui kepastian hukum dan legalitas perkebunan sawit. Tanpa hal ini, industri sawit akan kesulitan untuk berkembang secara maksimal,” ujar Fenny.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Gulat ME Manurung, mengungkapkan harapannya terhadap program B40 untuk menjaga stabilitas harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit. Gulat mengkhawatirkan penurunan harga TBS yang terjadi pada program B30 dan B35, yang disebabkan oleh kebijakan pelarangan ekspor produk minyak sawit berkadar asam tinggi.

“Harga TBS sawit sempat turun menjadi Rp1.000 hingga Rp1.200 per kilogram saat program B40 dijalankan. Kami berharap kebijakan ini dapat stabil dan membantu petani sawit untuk mendapatkan harga yang lebih baik,” jelas Gulat.

Indonesia memiliki potensi besar untuk menggantikan energi fosil dengan energi terbarukan, salah satunya melalui pengembangan minyak nabati, terutama minyak sawit. Program biodiesel B40 yang akan mulai diterapkan pada 2025, serta upaya penguatan hilirisasi sawit dan peremajaan sawit rakyat, diharapkan dapat mendukung tercapainya swasembada energi dan ketahanan pangan di masa depan. Namun, tantangan di sektor hulu, seperti peningkatan produktivitas dan kepastian hukum, tetap perlu menjadi perhatian serius agar potensi sawit dapat dimanfaatkan secara optimal.

Terkini

Olahraga Aman untuk Ibu Menyusui Sehat

Minggu, 07 September 2025 | 12:17:07 WIB

Gym Membantu Tubuh dan Pikiran Lebih Sehat

Minggu, 07 September 2025 | 12:17:06 WIB

Manfaat Seru Terjun Payung Untuk Tubuh Sehat

Minggu, 07 September 2025 | 12:17:05 WIB

Manfaat Panjat Tebing Untuk Kesehatan Fisik Mental

Minggu, 07 September 2025 | 12:17:04 WIB

Jalan Cepat Tingkatkan Tubuh dan Pikiran Sehat

Minggu, 07 September 2025 | 12:17:02 WIB