PANAS BUMI

Sinergi BUMN Wujudkan Pembangunan Panas Bumi

Sinergi BUMN Wujudkan Pembangunan Panas Bumi
Sinergi BUMN Wujudkan Pembangunan Panas Bumi

JAKARTA - Indonesia terus melangkah maju dalam transisi energi melalui sinergi antara dua BUMN besar, yaitu PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero). Keduanya sepakat mengembangkan 19 proyek energi panas bumi dengan kapasitas total 530 Mega Watt (MW). Kolaborasi ini menjadi salah satu tonggak penting dalam mendukung pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) secara nasional dan menjaga ketahanan energi ke depan.

Strategi Transisi Energi Nasional

Sinergi antara Pertamina dan PLN mencerminkan langkah strategis dalam memperkuat fondasi energi nasional. Proyek pengembangan panas bumi ini difasilitasi oleh BPI Danantara dan ditandai melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara kedua perusahaan pelat merah. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mendukung transisi energi rendah karbon.

Kemitraan ini memiliki cakupan yang luas, mulai dari perumusan skema kerja sama optimal, pemanfaatan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) milik masing-masing pihak, penyelarasan implementasi proyek, pelaksanaan studi teknis dan komersial, hingga pembentukan tim kerja bersama dan komite koordinasi (Joint Committee).

Melalui pendekatan menyeluruh tersebut, kolaborasi ini ditujukan untuk mempercepat pengembangan proyek-proyek strategis, sekaligus meningkatkan kontribusi energi bersih terhadap bauran energi nasional.

Komitmen Pertamina melalui PGEO

Pertamina menunjukkan keseriusannya dalam proyek ini melalui anak usahanya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO). Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menjelaskan bahwa PGEO memiliki mandat untuk mengelola wilayah kerja panas bumi secara nasional. Dengan potensi panas bumi yang besar, Pertamina ingin menjadikan sumber daya ini sebagai tulang punggung energi bersih Indonesia.

“Melalui kerja sama ini, kami menjajaki skema kolaboratif yang memungkinkan optimalisasi potensi wilayah kerja panas bumi secara terukur dan progresif. Bersama PLN dan Danantara Indonesia, kami siap mempercepat realisasi proyek strategis yang memberikan kontribusi langsung pada target transisi energi nasional dan peningkatan bauran EBT," ujar Simon dalam keterangan resmi pada Rabu, 6 Agustus 2025.

Dengan pendekatan kolaboratif ini, Pertamina berharap potensi besar panas bumi yang dimiliki Indonesia dapat dimanfaatkan secara maksimal dan berkelanjutan.

Proyek Prioritas: Ulubelu dan Lahendong

Selain MoU, turut ditandatangani juga Head of Agreements antara PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) dan PT PLN Indonesia Power (PLNIP). Kesepakatan ini membahas kerja sama pengembangan energi panas bumi untuk pembangkit listrik. Tak hanya itu, terdapat pula komitmen Perjanjian Konsorsium antara PGE dan PLNIP untuk pengembangan dua unit proyek prioritas: Ulubelu Bottoming dan Lahendong Bottoming.

Kedua unit ini menjadi bagian dari strategi cepat (quick-win strategy) dalam upaya PGE mencapai kapasitas 1GW dalam waktu dua hingga tiga tahun ke depan. Ulubelu BU ditargetkan menghasilkan 30 MW, sedangkan Lahendong BU sebesar 15 MW. Proyek-proyek ini diharapkan memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan kapasitas panas bumi nasional.

Simon menjelaskan bahwa potensi panas bumi Indonesia saat ini mencapai 24 GW, menjadikannya terbesar kedua di dunia. Namun, kapasitas terpasang baru sekitar 2,5 GW. Artinya, masih ada ruang sangat besar untuk tumbuh dan berkembang.

"Ini merupakan fondasi kuat untuk bertumbuh lebih agresif ke depan. Mari kita gunakan peluang emas ini untuk mempercepat pengembangan panas bumi sebagai energi bersih dan andal. Dengan sinergi, kita dapat menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dalam pemanfaatan energi geothermal dan ekonomi berkelanjutan,” tambah Simon.

Sinergi Nasional untuk Energi Berkelanjutan

Proyek bersama ini menandai peningkatan kolaborasi antara BUMN energi dalam mengembangkan sumber daya alam secara bertanggung jawab. Strategi ini memungkinkan optimalisasi aset, sumber daya manusia, serta teknologi dari masing-masing pihak untuk mendukung proyek energi berbasis geothermal.

Kolaborasi ini juga memperkuat ekosistem energi terbarukan nasional dari hulu hingga hilir, sehingga menciptakan rantai nilai energi bersih yang lebih solid dan berdaya saing global. Dengan memanfaatkan keunggulan masing-masing, Pertamina dan PLN siap menghadirkan perubahan konkret dalam penyediaan energi bersih.

Proyek-proyek tersebut diharapkan tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, serta menarik minat investasi jangka panjang di sektor energi hijau.

Peran Strategis Danantara Indonesia

Dalam proyek ini, BPI Danantara berperan penting sebagai fasilitator dan mitra strategis. CEO Danantara, Rosan Roeslani, menyampaikan bahwa pengembangan panas bumi merupakan bagian dari agenda besar nasional untuk memperkuat ketahanan energi dan mendorong pergeseran menuju ekonomi rendah karbon.

Danantara berkomitmen menjaga tata kelola aset strategis sesuai prinsip akuntabilitas dan profesionalisme. Semua inisiatif yang dijalankan tetap selaras dengan standar global demi menjamin hasil maksimal bagi negara dan masyarakat.

"Melalui kolaborasi lintas BUMN yang terintegrasi, Danantara Indonesia mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat kemandirian energi Indonesia,” tegas Rosan.

Peran Danantara tidak hanya administratif, tetapi juga strategis dalam membangun sistem pengelolaan energi terbarukan yang terintegrasi dan efektif dari sisi operasional dan kebijakan.

Arah Baru Menuju Kemandirian Energi

Sinergi ini mempertegas arah baru pembangunan energi di Indonesia. Dengan mengandalkan kekayaan panas bumi nasional dan teknologi yang mumpuni, kolaborasi antara Pertamina, PLN, dan Danantara diharapkan mampu menghadirkan lompatan besar dalam pemanfaatan energi baru terbarukan.

Melalui proyek ini, Indonesia dapat memperkuat ketahanan energi nasional, menurunkan emisi gas rumah kaca, dan menjadi contoh bagi negara lain dalam menerapkan strategi pembangunan berkelanjutan berbasis energi bersih.

Dengan sinergi dan komitmen kuat dari seluruh pihak, proyek 530 MW ini diyakini akan memberikan manfaat besar secara ekonomi, sosial, dan lingkungan, sekaligus membuka jalan menuju masa depan energi yang lebih hijau dan mandiri.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index