JAKARTA - Bagi pencinta film monster, nama Godzilla pastinya sudah tidak asing lagi. Berawal dari film klasik Jepang tahun 1954, monster raksasa ini telah menjadi ikon di layar lebar, muncul dalam puluhan film sepanjang tujuh dekade. Namun, di balik popularitasnya, muncul pertanyaan apakah Godzilla mungkin ada di dunia nyata, atau hanya sekadar imajinasi Hollywood belaka?
Godzilla, seperti yang digambarkan dalam berbagai film, memiliki tinggi sekitar 119 meter, hampir sebanding dengan gedung bertingkat 40. Sebagai perbandingan, paus biru, hewan terbesar yang dikenal di Bumi saat ini, hanya memiliki panjang sekitar 30,5 meter. Artinya, Godzilla empat kali lebih besar dari makhluk terbesar yang ada.
Menurut Mike Habib, seorang paleontolog di Natural History Museum of Los Angeles County, ukuran monster sebesar Godzilla tidak mungkin dapat bertahan secara biologis. “Jantungnya harus luar biasa besar untuk bisa memompa darah ke seluruh tubuhnya. Bahkan, jantung Godzilla harus sebesar rongga dadanya sendiri,” ujarnya dalam sebuah wawancara. Hal ini berarti ruang untuk organ vital lainnya seperti paru-paru atau lambung menjadi terbatas.
Selain dari segi ukuran, cara berjalan Godzilla yang bertumpu pada dua kaki juga dianggap tidak logis. Hewan-hewan besar seperti titanosaurus diketahui memiliki empat kaki untuk menopang tubuh yang masif. Jika Godzilla berdiri dengan dua kaki, jantungnya harus bekerja ekstra keras memompa darah ke bagian kepala melawan gravitasi. Ini dapat menyebabkan monster tersebut akan mudah tumbang.
Godzilla juga digambarkan sebagai makhluk yang cepat dalam menghancurkan kota. Namun, jika dihitung berdasarkan prinsip biologi, pergerakannya seharusnya sangat lambat. "Sinyal dari otak ke otot memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjalar ke seluruh tubuhnya," jelas Habib. Sistem saraf yang panjang berarti ada jeda waktu dalam setiap gerakan, membuat Godzilla tidak bisa bergerak secepat yang digambarkan di film. Akibatnya, mangsa bisa dengan mudah melarikan diri sebelum dia berhasil menangkapnya, sehingga menyulitkan bagi Godzilla untuk bertahan hidup karena kekurangan energi.
Dengan semua fakta ini, pertanyaannya adalah, apakah Godzilla bisa ada di dunia nyata? Berdasarkan ilmu pengetahuan saat ini, jawabannya hampir pasti tidak mungkin. Godzilla terlalu besar untuk bisa bertahan hidup, pergerakannya akan sangat lambat, dan organ dalamnya harus bekerja lebih dari batas naturalnya untuk mendukung tubuh yang raksasa.
Godzilla tidak hanya menjadi favorit di kalangan penggemar film monster, tetapi juga menjadi bagian dari diskusi serius di kalangan ilmuwan mengenai kemungkinan adanya makhluk sebesar itu di Bumi. Meskipun secara sains kehadiran Godzilla tidak mungkin, tidak dapat dipungkiri bahwa monster ini telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam budaya pop.
Dalam sinema, Godzilla terus bertransformasi dari satu era ke era lain. Dimulai dari film pertamanya "Godzilla" pada tahun 1954, hingga film terbaru Toho, "Godzilla Minus One" yang akan dirilis pada tahun 2023. Godzilla juga telah melewati berbagai adaptasi Hollywood, dari film "Godzilla" karya Roland Emmerich pada tahun 1998, hingga kolaborasi terbaru dengan King Kong dalam "Godzilla x Kong: The New Empire" yang dijadwalkan tayang tahun 2024. Tidak hanya itu, Godzilla juga hadir dalam bentuk animasi, contohnya dalam serial anime "Godzilla: Planet of the Monsters" tahun 2017.
Hingga saat ini, Godzilla masih menjadi simbol kekuatan dan kehancuran yang tetap hidup dalam imajinasi kita. Meskipun tidak mungkin eksis di dunia nyata, Godzilla berhasil membawa kita ke dunia fantasi di mana monster raksasa dapat hidup dan menjadi salah satu ikon terpopuler dalam sejarah perfilman. Satu hal yang pasti, kehadirannya di layar kaca terus memicu rasa penasaran dan kekaguman para penggemarnya di seluruh dunia.