BMKG

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Laut Tinggi di Indonesia Hingga 10 Februari

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Laut Tinggi di Indonesia Hingga 10 Februari
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Laut Tinggi di Indonesia Hingga 10 Februari

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang laut yang sangat tinggi di sejumlah wilayah perairan Indonesia. Peringatan ini berlaku mulai dari tanggal 7 hingga 10 Februari 2025, dengan ketinggian gelombang yang diprediksi dapat mencapai 6 meter di beberapa area kritis.

Menurut Direktur Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo, kondisi ini terutama disebabkan oleh keberadaan siklon tropis Taliah yang terpantau di Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Tengah. "Meski siklon Taliah bergerak menjauh dari wilayah Indonesia, dampaknya masih memicu peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang," jelas Eko, Jumat, 7 Februari 2025.

Wilayah dengan Kondisi Gelombang Ekstrem

Sistem peringatan BMKG memprediksi gelombang laut dengan tinggi 4 hingga 6 meter dapat terjadi di dua wilayah utama, yaitu Laut Natuna Utara dan Samudera Hindia Selatan Nusa Tenggara Timur (NTT). Di wilayah-wilayah ini, masyarakat diharapkan meningkatkan kewaspadaan mengingat potensi risiko keselamatan.

BMKG juga memperingatkan potensi gelombang dengan tinggi 2,5 hingga 4 meter di Samudera Hindia Barat dari Mentawai hingga Lampung, perairan selatan dari Banten hingga Nusa Tenggara Barat (NTB), Samudera Pasifik bagian utara Maluku, dan bagian barat Laut Arafuru.

Gelombang dengan tinggi antara 1,25 sampai 2,5 meter dapat terjadi di Selat Malaka bagian utara, Samudera Hindia Barat dari Aceh hingga Nias, Selat Karimata, Laut Jawa, dan beberapa perairan lain yang perlu diwaspadai.

 Kecepatan Angin yang Meningkat Drastis

Adapun pola angin juga menjadi faktor kritis dalam fenomena ini. Data dari BMKG menunjukkan, di wilayah utara Indonesia, angin bergerak dari barat laut hingga timur laut dengan kecepatan antara 6 hingga 25 knot. Sementara itu, di wilayah selatan, angin bertiup dari barat daya menuju barat laut dengan kecepatan yang lebih tinggi, mencapai antara 6 dan 30 knot.

Kecepatan angin tertinggi terdeteksi di lima wilayah spesifik: Samudera Hindia bagian barat Lampung, selatan Jawa, selatan NTT, serta di Laut Flores dan Laut Arafuru. Kondisi seperti ini dapat mengakibatkan kenaikan gelombang laut yang signifikan, memberikan risiko tambahan terhadap aktivitas perairan.

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," imbuh Eko, menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat.

Dampak dan Imbauan bagi Pelaku Pelayaran

BMKG menyampaikan bahwa cuaca ekstrem ini berpotensi menimbulkan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, terutama untuk kapal-kapal kecil seperti perahu nelayan. Dengan meningkatnya tinggi gelombang dan kekuatan angin, ada potensi besar bagi operator kapal, mulai dari kapal feri hingga kapal tongkang, untuk terpengaruh oleh kondisi ini.

Peringatan khusus diberikan bagi para nelayan serta pelaku transportasi laut lainnya. Mereka sangat dianjurkan untuk secara berkala memeriksa prakiraan cuaca sebelum memutuskan untuk melaut. Ini mencakup mempertimbangkan kemungkinan penundaan perjalanan atau menunda aktivitas melaut hingga kondisi cuaca lebih bersahabat.

Dengan potensi dampak yang cukup signifikan dari fenomena ini, pemerintah dan pihak terkait diharapkan dapat mengkoordinasikan upaya-upaya mitigasi dan pencegahan demi mengurangi risiko yang mungkin terjadi, serta memastikan keselamatan masyarakat yang berada di area berisiko tinggi. Sosialisasi peringatan dan peningkatan pemantauan diharapkan dapat meminimalisir dampak buruk dari peristiwa cuaca ekstrem ini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index