Bank

Rencana IPO Bank Sumut Mundur, Fokus pada Penguatan Permodalan Jangka Panjang

Rencana IPO Bank Sumut Mundur, Fokus pada Penguatan Permodalan Jangka Panjang
Rencana IPO Bank Sumut Mundur, Fokus pada Penguatan Permodalan Jangka Panjang

JAKARTA – PT Bank Sumut, salah satu Bank Pembangunan Daerah terbesar di Sumatera Utara, kembali menunda rencana Initial Public Offering (IPO) yang sebelumnya direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2025. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kondisi pasar keuangan yang saat ini dianggap tidak kondusif.

Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Bank Sumut, Arieta Aryanti, menjelaskan bahwa rencana IPO belum dicantumkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) untuk tahun 2025. Arieta menyatakan bahwa Bank Sumut memilih untuk mencari alternatif lain dalam upaya penguatan permodalan jangka panjang. "Kami belum menuangkan rencana IPO di tahun 2025 dalam RBB. Tapi untuk mencari penguatan permodalan, kami tuangkan di corporate planning yang sifatnya jangka panjang, lima tahun," ujarnya.

Alasan utama di balik penundaan rencana IPO ini adalah ketidakpastian market pada saat ini. Arieta mengakui bahwa kondisi pasar yang tidak stabil membuat IPO menjadi opsi yang kurang menarik bagi Bank Sumut yang sedang mencari cara untuk menambah modal. "Secara time line, yang paling memungkinkan untuk melihat kembali kondisi market itu, di tahun 2026," tambahnya.

Sebagai alternatif penguatan modal, Bank Sumut tengah berupaya mengeksplorasi dua opsi: private placement dan obligasi perpetual. Private placement melibatkan penawaran saham atau obligasi secara langsung kepada investor tertentu tanpa melalui pasar terbuka. Sementara obligasi perpetual adalah obligasi yang diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo, yang artinya tidak ada kewajiban bagi perusahaan untuk melunasinya.

"Kami telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) untuk melakukan kajian terhadap dua alternatif penguatan permodalan tersebut," lanjut Arieta. "Kami sedang mengarah ke sana sambil melihat market. Kami juga tidak berani masuk ke market dalam kondisi yang tidak kondusif seperti sekarang," jelasnya.

Rencana IPO Bank Sumut sudah menjadi topik pembicaraan sejak tahun 2022, dengan Bank Sumut bahkan telah menentukan masa penawaran awal saham pada Januari 2023 dengan target pengumpulan dana sebesar Rp2,93 miliar. Namun, rencana tersebut dibatalkan dan terus mengalami penundaan hingga saat ini. Berbagai pertimbangan termasuk dinamika pasar dan strategi penguatan permodalan jangka panjang menjadi alasan di balik keputusan tersebut.

Di tengah penundaan rencana IPO, Bank Sumut terus berfokus pada peningkatan kinerja keuangan. Laporan kinerja untuk tahun 2024 menunjukkan aset Bank Sumut mengalami peningkatan sebesar 2,38%, sementara tingkat NPL (Non-Performing Loan) tetap terjaga dengan baik. Selain itu, Bank Sumut berhasil meraup laba sebesar Rp740,72 miliar selama tahun 2024, menunjukkan performa keuangan yang solid.

Arieta Aryanti, yang juga mendapatkan penghargaan Indonesia Woman Leader 2024, menegaskan bahwa fokus jangka panjang Bank Sumut adalah menjaga stabilitas keuangan dan menjajaki semua opsi untuk memastikan penguatan modal yang berkelanjutan. "Kami ingin memastikan bahwa semua langkah yang kami ambil sesuai dengan visi jangka panjang dan memberikan hasil terbaik bagi para pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan," pungkasnya.

Dengan fokus pada strategi penguatan modal yang lebih fleksibel dan menunggu kondisi pasar yang lebih menguntungkan, Bank Sumut optimis dapat mencapai tujuan bisnis jangka panjang tanpa harus tergesa-gesa melangsungkan IPO di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan. Bank Sumut terus berkomitmen untuk memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian di Sumatera Utara dan kawasan sekitarnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index