JAKARTA - Dalam era globalisasi dan pesatnya arus budaya asing, kekayaan kuliner Indonesia sering kali terabaikan oleh generasi muda. Namun, sebuah film terbaru berjudul "Rahasia Rasa" berusaha mengubah pandangan tersebut dengan menyajikan alur cerita yang menyentuh isu identitas nasional dan kecintaan terhadap kuliner lokal. Diproduksi oleh Anak Muda Jago (AMJ) bersama dengan Dapur Film, film ini mengupas lebih dari sekadar resep masakan; ia mengajak masyarakat Indonesia untuk memahami dan menghargai kekayaan gastronomi tanah air.

Inspirasi dari Mustika Rasa

Penulis skenario film, Adi Nugroho, mengungkapkan bahwa inspirasi utama di balik "Rahasia Rasa" berasal dari sebuah buku arsip kuliner berjudul Mustika Rasa, yang dianggap sebagai dokumen gastronomi paling lengkap di Indonesia. "Setelah kita dalami, ternyata buku di Mustika Rasa itu bukan sekadar resep. Itu, menurut Pak Angmo, bagaimana membawa kekayaan gastronomi Indonesia menjadi dokumen," papar Adi saat konferensi pers yang diselenggarakan di Epicentrum XXI, Jakarta.

Ketertarikan untuk kembali memperkenalkan buku Mustika Rasa kepada masyarakat menjadi motivasi utama tim kreatif dalam menggarap film ini. "Motivasi awal kita, gimana caranya orang-orang Indonesia bisa kembali melirik buku itu," tambah Adi.

Perjalanan Menemukan Jati Diri

Film ini menampilkan kisah Ressa, karakter utama yang diperankan oleh Jerome Kurnia. Ressa menggambarkan perjalanan batin yang dihadapi banyak orang Indonesia hari ini—lebih menghargai budaya asing daripada milik sendiri. "Bagaimana orang kita itu obsesi dengan makanan lain, makanan bule lah, makan ini kan, lupa dengan kekayaan kita sendiri. Pada akhirnya, kita bawa bagaimana tiba-tiba Ressa bisa mendapatkan kembali jati dirinya," jelas Adi.

Selain mengeksplorasi dimensi kuliner, "Rahasia Rasa" mengangkat tema identitas dan nasionalisme. Film ini mengajak penonton untuk introspeksi mengenai kebangsaan serta memahami pentingnya menghargai warisan kuliner sebagai bagian dari identitas nasional. "Kenapa kita harus gini, kenapa kita harus itu, wah kita bawa konspirasi seru juga nih," ungkapnya menambahkan bahwa film ini juga menyentuh unsur politis dan konspirasi.

Rencana Ekspansi Kuliner Nusantara

Uniknya, "Rahasia Rasa" tidak hanya berfokus pada kuliner khas Jawa. Tim produksi memiliki program besar untuk menjelajahi kekayaan kuliner dari berbagai daerah di Indonesia melalui sekuel-sekuel yang akan datang. "Dari awal sebenarnya kita nggak pengen Jawa-sentris, tapi karena kebetulan durasi. Makanya kita butuh sekuel nih," ujar Adi.

Dengan demikian, diharapkan seluruh kekayaan kuliner Nusantara dapat diangkat dalam film-film selanjutnya, menambahkan nilai edukasi dan penghargaan terhadap warisan kuliner setiap daerah. "Kita berharap, kita akan bisa meluaskan seluruh kuliner Indonesia," lanjutnya mengakhiri pembicaraan.

Harapan Terhadap Penonton

Film ini tidak hanya bertujuan untuk menghibur tetapi juga mengedukasi dan menginspirasi penonton agar lebih menghargai kekayaan kuliner negeri sendiri. Dengan pendekatan yang unik serta pesan mendalam mengenai budaya dan identitas nasional, "Rahasia Rasa" diharapkan dapat menjadi acuan baru bagi masyarakat Indonesia untuk melestarikan gastronomi lokal.

"Rahasia Rasa" bukan sekadar film tentang makanan; ia adalah perjalanan emosional yang mengajak penonton untuk mempertanyakan kembali siapa kita sebagai bangsa, dan kenapa kita harus bangga dengan apa yang kita miliki.

Melalui film ini, Adi dan timnya berharap dapat membangkitkan rasa bangga dan cinta terhadap kekayaan kuliner Indonesia, menumbuhkan semangat nasionalisme yang kuat dalam diri setiap penonton. Film ini bukan hanya tentang makanan, tetapi juga tentang mencari dan menemukan kembali jati diri sebagai bangsa Indonesia.

"Rahasia Rasa" dijadwalkan akan tayang di bioskop-bioskop seluruh Indonesia, diharapkan tidak hanya mengundang rasa penasaran, tetapi juga membangkitkan kebanggaan terhadap identitas bangsa melalui kuliner. Film ini adalah langkah awal dalam perjalanan besar mengenal kembali kebanggaan yang selama ini terpendam dalam masakan tradisional kita.