JAKARTA - Hubungan bilateral antara Indonesia dan Pakistan memasuki babak baru dengan penguatan kerja sama di bidang pendidikan dan pertahanan. Keharmonisan diplomatik kedua negara ini telah terjalin sejak tahun 1947, tidak lama setelah Pakistan menjadi salah satu yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Upaya terbaru untuk mempererat hubungan ini secara resmi diumumkan melalui peluncuran situs web resmi www.pakistanindonesia.com di Jakarta.

Sejarawan terkemuka, Sumardiansyah Perdana Kusuma, menekankan pentingnya penguatan kerja sama pendidikan antara kedua negara dalam acara peluncuran tersebut. "Peluncuran website ini diharapkan semakin memperkuat hubungan kedua negara yang sudah berlangsung selama 75 tahun," ujar Sumardiansyah. Ia menambahkan bahwa sektor pendidikan menjadi fokus utama untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan hubungan bilateral ke depan. Ada harapan untuk meningkatkan jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Pakistan, dan sebaliknya, mahasiswa Pakistan yang menempuh studi di Indonesia.

Sumardiansyah menyoroti pentingnya akses pendidikan yang merata dan terjangkau. "Selain pertukaran pelajar, kita harus belajar dari Pakistan juga bahwa pendidikan itu harus bisa diakses secara gratis. Seperti, pendidikan setara SD, SMP, SMA itu bisa diakses gratis," katanya. Hal ini membuka peluang lebih besar bagi kedua negara untuk saling belajar dan mengadopsi sistem pendidikan yang saling menguntungkan.

Selain pendidikan, hubungan kerja sama di sektor pertahanan antara Indonesia dan Pakistan juga mengalami perkembangan signifikan. Sugeng Hariyadi, Kasubdit Asia Ditkersin Kementerian Pertahanan, mengungkapkan bahwa kedua negara telah dan akan terus berkolaborasi melalui latihan militer gabungan. "Indonesia dan Pakistan sendiri sudah beberapa kali melakukan kerja sama dalam bidang Pertahanan, seperti Latihan 'Elang Strike' antara Kopassus TNI AD dengan Pasukan Khusus Pakistan," jelas Sugeng.

Kerja sama pertahanan ini tidak terbatas pada latihan darat saja. "Kemaritiman kita juga pernah melakukan operasi ‘Sea Thunder’ dan ‘Keris Talwar’ yang melibatkan Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL dan Special Service Group (SSG) Pakistan," tambahnya. Langkah ini mencerminkan komitmen kedua negara untuk meningkatkan keamanan maritim di kawasan regional.

Sugeng juga menyebutkan tantangan geopolitik yang kompleks, tetapi tetap optimis bahwa penguatan kerja sama pertahanan akan dapat mendukung stabilitas dan keamanan di wilayah tersebut. "Jika sebelumnya Indonesia dan Pakistan pernah terlibat bersama saat menjadi Tentara Perdamaian, kini kita perkuat lagi guna menghadapi gerakan radikal. Untuk Pakistan dengan Afghanistan dan Indonesia terkait dengan radikalisasi Islam,” kata Sugeng. Pernyataan ini menunjukkan keseriusan kedua negara dalam memerangi terorisme dan ekstremisme secara bersama-sama.

Di sisi lain, peluncuran website www.pakistanindonesia.com oleh Ketua International Creatives Exchange (ICE), Atta Ul Karim, juga menjadi langkah nyata dalam memperkenalkan potensi kedua negara di berbagai sektor. Situs ini menjadi jembatan informasi untuk mempromosikan pendidikan, pariwisata, hingga bidang pertahanan antara Indonesia dan Pakistan.

Dengan keberadaan platform digital ini, diharapkan masyarakat kedua negara lebih mengenal potensi masing-masing, menjalin kerja sama yang lebih erat, dan meningkatkan pemahaman antarbudaya. Hubungan bilateral yang lebih kuat ini pada gilirannya akan membuka lebih banyak peluang bagi Indonesia dan Pakistan untuk bekerja sama dalam banyak aspek, termasuk peningkatan perdagangan dan investasi di masa depan.

Secara keseluruhan, komitmen kedua negara untuk memperkuat hubungan di sektor pendidikan dan pertahanan tidak hanya akan berdampak positif pada hubungan bilateral tetapi juga pada stabilitas dan kesejahteraan di kawasan Asia. Melalui kerja sama ini, Indonesia dan Pakistan bisa bersama-sama menghadapi tantangan global dengan lebih baik.