JAKARTA - Indonesia menorehkan sejarah baru dalam sektor pertambangan dengan diresmikannya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) microgrid terbesar dan pertama yang dilengkapi dengan sistem penyimpanan energi baterai di Jambi. Proyek inovatif ini merupakan hasil kolaborasi antara PT Cipta Kridatama (CK), anak perusahaan dari PT ABM Investama Tbk (ABMM), dan SUN Energy. Langkah ini menandai kemajuan signifikan dalam transisi energi hijau di sektor pertambangan Indonesia.
Menjawab Kebutuhan Energi Ramah Lingkungan
PLTS ini memiliki kapasitas 643,8 kWp dan dilengkapi dengan sistem penyimpanan baterai berkapasitas 1 MWh, dikemas dalam kontainer berukuran 20 kaki. Sistem ini dirancang untuk beroperasi secara off-grid, menyediakan sumber energi mandiri yang dapat diandalkan tanpa bergantung pada jaringan listrik nasional. Teknologi ini memungkinkan energi surya yang dihasilkan pada siang hari disimpan dalam baterai untuk kemudian digunakan sesuai kebutuhan.
Komitmen Terhadap Praktik Pertambangan Berkelanjutan
Implementasi PLTS microgrid adalah bagian dari upaya strategis PT Cipta Kridatama dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung komitmen terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang dipegang teguh oleh ABM Group. "PLTS ini bagian dari komitmen PT Cipta Kridatama dalam menerapkan praktik keberlanjutan di sektor industri," ujar Meidi Wibowo, Presiden Direktur Cipta Kridatama, dalam pernyataannya pada Kamis, 27 Februari 2025.
Inisiatif ini diharapkan dapat menghasilkan lebih dari 849.000 kiloWatt-hour energi bersih setiap tahunnya. Selain efisiensi energi, proyek ini diproyeksikan mampu mengurangi jejak karbon hingga 660 ton CO2 per tahun, setara dengan menanam lebih dari 10.900 pohon.
Kolaborasi dan Dukungan Teknologi Canggih
Oky Gunawan, Chief Sales Officer SUN Energy, mengungkapkan bahwa proyek ini tidak hanya sekadar inovasi teknologi, tetapi juga pembuktian bahwa sumber energi hijau dapat berjalan selaras dengan kebutuhan efisiensi operasional dan keberlanjutan bisnis. "Melalui proyek ini, kami menghadirkan solusi inovatif yang tidak hanya meningkatkan efisiensi energi, tetapi juga memastikan keandalan listrik bagi industri di lokasi terpencil," kata Oky.
Kolaborasi ini mempertegas perubahan paradigma dalam sektor pertambangan Indonesia, mengadopsi praktik yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dengan menempatkan fokus pada energi terbarukan, industri pertambangan dapat memperkecil dampak negatif terhadap lingkungan sambil berkontribusi terhadap pencapaian target emisi nol bersih di tingkat nasional.
Masa Depan Pertambangan Indonesia yang Lebih Hijau
Keberadaan PLTS microgrid di Indonesia tidak hanya menjadi tonggak penting dalam sejarah energi nasional, tetapi juga menandai era baru bagi industri pertambangan yang lebih ramah lingkungan. Inovasi ini membuka jalan menuju masa depan yang lebih hijau, di mana keberlanjutan bukan lagi sebatas wacana, namun sebuah kenyataan yang diterapkan secara nyata.
Transformasi ini sejalan dengan upaya global untuk mengurangi jejak karbon dan memperkuat komitmen terhadap pemberdayaan sumber energi terbarukan. Dengan langkah ini, Indonesia tidak hanya berupaya mengejar target emisi nol bersih, tetapi juga meningkatkan daya saingnya di kancah internasional dalam menerapkan praktik industri yang berkelanjutan.
Seiring dengan makin majunya teknologi dan meningkatnya kebutuhan akan sumber energi yang bersih dan berkelanjutan, inovasi seperti PLTS microgrid ini diharapkan dapat memacu proyek-proyek serupa di masa depan, menjadikan Indonesia sebagai salah satu pelopor dalam pengembangan teknologi energi terbarukan di Asia Tenggara. Keberhasilan ini menggambarkan bagaimana kolaborasi yang erat antara pihak swasta dan pemerintah dapat mewujudkan visi transisi energi hijau yang menjadi impian banyak negara.