Petani

Petani Kopi di Cimanggung Sumedang Sambut Gembira Bantuan Mesin Grinder dari Politeknik Negeri Bandung

Petani Kopi di Cimanggung Sumedang Sambut Gembira Bantuan Mesin Grinder dari Politeknik Negeri Bandung
Petani Kopi di Cimanggung Sumedang Sambut Gembira Bantuan Mesin Grinder dari Politeknik Negeri Bandung

JAKARTA - Petani kopi di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, khususnya yang berada di bawah Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Hurip Raharja, kini tengah merayakan perolehan baru berupa bantuan mesin grinder dari Politeknik Negeri Bandung (Polban). Bantuan ini menjadi energi dan harapan baru bagi mereka untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan.

Para petani yang mengolah lahan di Gunung Geulis, blok Lebak Kaso, Desa Cikahuripan ini sebelumnya telah beberapa kali menerima berbagai jenis mesin pengolah kopi. Sejak menjalin kemitraan dengan Polban pada tahun 2020, perlengkapan mereka semakin lengkap dari tahun ke tahun.

Bantuan terkini berupa mesin grinder diserahkan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Polban. Mesin ini dipandang sebagai tonggak penting bagi petani setempat, mengingat dengan kapasitas besar, mesin tersebut mampu menggiling hingga 50 kilogram kopi per jam dan dapat beroperasi 8 jam sehari.

"Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk P3M Polban yang telah selalu bermitra dengan kami, lebih tepatnya membantu kami mengembangkan usaha di bidang produk pertanian kopi," ungkap Yudi Rukmana, Ketua LMDH Hurip Raharja. Ia menambahkan bahwa kini para petani memiliki kesempatan untuk mengolah sebagian hasil panen mereka menjadi produk siap jual, meningkatkan nilai ekonomis dari hasil kerja keras mereka.

Prasetyo, Ketua Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) tahun 2024, menjelaskan bahwa bantuan mesin ini merupakan salah satu dari serangkaian bantuan yang telah diberikan sejak kemitraan dimulai. "Ini merupakan bantuan ke-4, sejak tahun 2020 kami sudah menjalin kemitraan di sini. Pertama yang kami buat dan berikan adalah mesin roasting (panggang), kemudian mesin pulper (pengupas kulit basah), mesin huller (pengupas kulit kering), dan grinder (pengiling)," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa bantuan ini bukan didasarkan pada keuntungan finansial untuk Polban. Sebaliknya, ini adalah bagian dari komitmen untuk membantu masyarakat meningkatkan kesejahteraan mereka. "Secara finansial tidak ada, tapi kami justru terbantu karena kewajiban pengabdian kepada masyarakat dapat terlaksana. Bantuan yang diberikan bisa beragam, ada ilmu, produk, dan yang lainnya, terutama bantuan ini untuk masyarakat yang dari sisi pendapatan dan kesejahteraan masih rendah," tegas Prasetyo.

Proses pemberian bantuan juga melalui tahap seleksi yang teliti. P3M Polban melakukan wawancara dan penilaian kebutuhan masyarakat sebelum menentukan bentuk bantuan yang paling tepat. "Hasil wawancara itu kami turunkan jadi latar belakang yang selanjutnya menjadi pengajuan [pendanaan] kepada lembaga P3M Polban untuk dieksekusi," imbuh Prasetyo.

Polban berkomitmen untuk terus mengevaluasi produk dan dampak dari bantuan yang diberikan. Evaluasi ini dilakukan oleh tim yang terdiri atas dosen, yang menilai dari sisi kegunaan dan manfaat jangka panjang bagi mitra.

Bantuan mesin ini tentunya diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan kemandirian ekonomi petani di daerah tersebut. Dengan adanya dukungan pengolahan yang lebih memadai, petani kopi Cimanggung kini siap untuk merambah pasar yang lebih luas dan meraih kesejahteraan yang lebih baik.

Melalui kemitraan dengan lembaga pendidikan tinggi seperti Polban, harapan akan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat pedesaan yang bergantung pada sektor pertanian semakin nyata. Bantuan ini juga menjadi contoh bagaimana institusi pendidikan dapat berperan aktif dalam pengembangan komunitas. Dengan perkembangan ini, diharapkan LMDH Hurip Raharja terus berinovasi dan mempertahankan keunggulan dalam menghasilkan kopi unggulan dari Sumedang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index