JAKARTA – Sektor perbankan Indonesia mencatatkan kinerja yang stabil dan positif di awal tahun 2025. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa pertumbuhan kredit perbankan Indonesia terus menunjukkan tren double digit dengan angka yang mengesankan. Pada Februari 2025, total kredit yang disalurkan oleh bank-bank di Indonesia mencapai Rp 7.825 triliun, dengan pertumbuhan sebesar 10,3 persen year-on-year (YoY). Ini merupakan peningkatan signifikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya, Januari 2025, yang tercatat tumbuh 10,27 persen YoY.
Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, dalam rapat dewan komisioner yang berlangsungbulan April 2025, menjelaskan bahwa kinerja intermediasi perbankan Indonesia tetap terjaga dengan baik, didukung oleh profil risiko yang tetap terkendali. "Kami memastikan likuiditas industri perbankan tetap memadai, dan pertumbuhan kredit yang stabil menunjukkan bahwa sektor perbankan Indonesia tetap sehat meskipun dalam kondisi perekonomian yang dinamis," ujar Dian.
Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan
Secara rinci, kredit perbankan Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan di berbagai sektor. Kredit investasi mencatatkan pertumbuhan tertinggi, yaitu 14,62 persen YoY, yang menunjukkan tingginya minat terhadap pembiayaan investasi, baik oleh perusahaan besar maupun sektor-sektor yang sedang berkembang. Sektor kredit konsumsi, yang mencakup pembiayaan untuk kebutuhan pribadi, juga mengalami kenaikan yang solid, dengan pertumbuhan 10,31 persen YoY. Di sisi lain, kredit modal kerja yang penting untuk mendukung kelangsungan bisnis, mencatatkan pertumbuhan 7,66 persen YoY.
Bank BUMN Pendorong Utama Pertumbuhan Kredit
Dian Ediana Rae juga mencatat bahwa sektor bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) menjadi pendorong utama dalam pertumbuhan kredit di Indonesia. Bank-bank milik negara mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 10,93 persen YoY. Angka ini menunjukkan peran penting bank-bank BUMN dalam mendukung perekonomian Indonesia, terutama dalam memberikan pembiayaan kepada sektor-sektor penting.
Selain itu, sektor kredit korporasi juga mengalami lonjakan yang signifikan dengan pertumbuhan mencapai 15,95 persen YoY, yang menandakan bahwa perusahaan-perusahaan besar semakin aktif dalam memanfaatkan pembiayaan dari perbankan. Sebaliknya, kredit UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) meskipun tetap tumbuh, mengalami angka pertumbuhan yang lebih moderat, yaitu 2,51 persen YoY. Hal ini menjadi tantangan bagi sektor perbankan untuk terus mendorong inklusi keuangan, terutama untuk usaha kecil yang tetap membutuhkan akses terhadap pembiayaan.
Dana Pihak Ketiga (DPK) Juga Mengalami Kenaikan
Selain kredit, sektor Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mencatatkan kenaikan yang positif. Pada Februari 2025, DPK tercatat meningkat 5,75 persen YoY menjadi Rp 8.926 triliun, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan pertumbuhan 5,51 persen YoY. Kenaikan ini menunjukkan bahwa masyarakat dan lembaga semakin percaya pada sistem perbankan Indonesia.
Lebih rinci, pos giro mengalami kenaikan 6,09 persen YoY, sementara tabungan tercatat naik 7,21 persen YoY, dan deposito meningkat 4,25 persen YoY. Kenaikan ini menunjukkan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan, yang tercermin dalam meningkatnya simpanan mereka.
Likuiditas Perbankan Indonesia Tetap Terjaga
Dari sisi likuiditas, industri perbankan Indonesia tetap berada dalam posisi yang baik. Pada Februari 2025, rasio alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) tercatat mencapai 116,76 persen, sedangkan rasio alat likuid/DPK (AL/DPK) berada di angka 26,35 persen. Kedua rasio ini menunjukkan bahwa likuiditas perbankan masih dalam kondisi yang sangat baik dan mampu mendukung pertumbuhan kredit yang terus meningkat. Dibandingkan dengan capaian Januari 2025, rasio tersebut mengalami peningkatan, di mana rasio AL/NCD tercatat 114,86 persen, dan AL/DPK mencapai 26,03 persen.
OJK: Stabilitas Sektor Perbankan Menjadi Prioritas
OJK memastikan bahwa stabilitas sektor perbankan Indonesia tetap menjadi prioritas utama dalam pengawasan dan regulasi. Dengan pertumbuhan kredit yang solid dan likuiditas yang terjaga, OJK terus mendorong sektor perbankan untuk memberikan pembiayaan yang lebih inklusif, terutama kepada sektor-sektor yang masih membutuhkan akses kredit, seperti UMKM.
"Dari sisi pengawasan, OJK terus memastikan bahwa sektor perbankan Indonesia beroperasi dengan prinsip kehati-hatian dan tetap berfokus pada peningkatan kualitas kredit dan pengelolaan risiko yang efektif," ungkap Dian.
Sektor Perbankan yang Stabil dan Optimis
Secara keseluruhan, sektor perbankan Indonesia menunjukkan kinerja yang stabil dan positif pada awal tahun 2025. Dengan pertumbuhan kredit yang mencapai 10,3 persen YoY dan dana pihak ketiga yang terus berkembang, perbankan Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat di tengah dinamika ekonomi global. Stabilitas likuiditas yang terjaga juga memberikan keyakinan bahwa sektor perbankan akan terus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
OJK berharap agar sektor perbankan semakin dapat mendukung sektor-sektor yang masih membutuhkan pembiayaan, termasuk UMKM, untuk mempercepat inklusi keuangan dan mengoptimalkan potensi ekonomi nasional.