Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmennya dalam mendukung Program Tiga Juta Rumah dengan menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi, sebagai upaya nyata untuk menyediakan akses pembiayaan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam memperoleh rumah yang layak dan terjangkau.
Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu menyampaikan hal tersebut dalam Rapat Terbatas yang berlangsung pada Selasa, 7 Januari 2025, di Istana Merdeka. Dalam rapat ini, yang juga dihadiri oleh sejumlah menteri dan pejabat negara, BTN menggarisbawahi kontribusinya dalam merealisasikan program perumahan ini, yang merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menyediakan rumah bagi masyarakat Indonesia.
BTN berperan aktif dengan memberikan usulan kepada pemerintah mengenai penyempurnaan skema pembiayaan dan subsidi dalam ekosistem perumahan, berdasarkan pengalaman suksesnya dalam Program Sejuta Rumah yang sebelumnya berhasil menyalurkan hampir dua juta unit KPR subsidi.
“Kami telah menyampaikan beberapa usulan untuk mendukung tercapainya target tiga juta rumah, di antaranya dengan merombak skema subsidi, memperpanjang jangka waktu pembiayaan, serta memperkenalkan alternatif sumber pendanaan di luar APBN,” ungkap Nixon.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa pada tahun 2025, APBN menyediakan pembiayaan sebesar Rp35 triliun untuk sektor perumahan, termasuk kuota FLPP, Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM), Subsidi Selisih Bunga (SSB), dan dana Tapera yang akan digunakan untuk mendukung Program Tiga Juta Rumah.
BTN juga menyarankan penggunaan kombinasi skema SSB dan FLPP dengan perubahan masa subsidi dari 20 tahun menjadi 10 tahun, serta perpanjangan tenor KPR dari 20 tahun menjadi 30 tahun. Usulan ini bertujuan agar angsuran menjadi lebih terjangkau dan mengurangi beban pada APBN, sementara subsidi yang ada bisa digunakan untuk lebih banyak pengajuan rumah baru.
Selain itu, BTN berharap pemerintah dapat memberikan dukungan jaminan untuk obligasi yang diterbitkan BTN, sehingga dana yang diperoleh dari pasar internasional dapat digunakan untuk mendanai program perumahan ini. BTN juga mengusulkan sekuritisasi aset KPR FLPP sebagai langkah untuk memperoleh dana lebih banyak melalui penjualan portofolio KPR kepada investor domestik dan internasional.
Dalam rangka menjangkau lebih banyak masyarakat, BTN menargetkan lebih banyak pekerja sektor informal, seperti pedagang dan pengemudi ojek online, yang kini sudah mencakup sekitar 10% dari total KPR Subsidi BTN. Langkah ini dilakukan untuk menciptakan akses pembiayaan perumahan yang lebih inklusif.
Nixon mengungkapkan bahwa komitmen BTN untuk mendukung Program Tiga Juta Rumah merupakan bagian dari visi BTN untuk menjadi mitra utama pemerintah dalam meningkatkan inklusi perumahan dan keuangan di Indonesia. Melalui penyaluran KPR Subsidi, BTN berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, sejalan dengan misinya untuk menjadi “Mitra Utama dalam Pemberdayaan Finansial Keluarga Indonesia.”