JAKARTA - Indonesia mencatat capaian ekspor yang membanggakan dengan nilai mencapai USD111,98 miliar, meningkat 6,98 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Data ini dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan menunjukkan momentum positif dalam perdagangan luar negeri Indonesia meskipun tantangan global masih ada.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menegaskan bahwa pertumbuhan ini terutama didorong oleh sektor nonmigas yang naik sebesar 8,22 persen mencapai USD106,06 miliar, sementara nilai ekspor migas justru mengalami penurunan 11,26 persen menjadi USD5,92 miliar. Hal ini menegaskan pergeseran fokus dan kekuatan Indonesia di sektor nonmigas sebagai motor utama ekspor.
Industri Pengolahan dan Pertanian Dorong Kinerja Ekspor
Peningkatan ekspor nonmigas yang signifikan berasal dari sektor industri pengolahan dan pertanian. Pudji menyatakan, “Sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama atas meningkatnya kinerja ekspor nonmigas dengan andil sebesar 12 persen.”
Komoditas yang memimpin kenaikan ekspor antara lain minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya, logam dasar bukan besi, kimia dasar organik yang berasal dari hasil pertanian, semikonduktor, serta mentega lemak dan minyak kakao. Minyak kelapa sawit menjadi primadona karena kontribusinya yang sangat besar dan permintaan global yang terus meningkat.
Kinerja Ekspor Mei 2025: Lonjakan Nonmigas, Penurunan Migas
Total nilai ekspor Indonesia mencapai USD24,61 miliar, tumbuh 9,68 persen secara tahunan. Kenaikan ini hampir seluruhnya disumbang oleh ekspor nonmigas yang meningkat 11,89 persen menjadi USD23,50 miliar. Sebaliknya, ekspor migas mengalami penurunan cukup tajam yakni 21,71 persen menjadi USD1,11 miliar.
Peningkatan nilai ekspor nonmigas secara khusus didorong oleh lonjakan komoditas lemak dan minyak hewan atau nabati (HS15) yang naik sebesar 63,01 persen dengan kontribusi sebesar 4,50 persen terhadap total ekspor. Hal ini menunjukkan bahwa komoditas berbasis minyak, khususnya minyak kelapa sawit, semakin menjadi tumpuan utama dalam perdagangan internasional Indonesia.
Komoditas Unggulan dan Peran Strategisnya
Secara kumulatif, tiga komoditas utama yang memberikan kontribusi terbesar terhadap total ekspor nonmigas Indonesia adalah besi dan baja, batu bara, serta CPO dan turunannya, yang bersama-sama menyumbang sekitar 29,01 persen. Nilai ekspor besi dan baja naik 11,02 persen, CPO naik 27,89 persen, namun ekspor batu bara turun sebesar 19,10 persen.
Penurunan batu bara ini kemungkinan terkait dengan tren global yang mulai mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan beralih ke energi lebih bersih. Di sisi lain, kenaikan ekspor besi, baja, dan CPO menunjukkan bahwa Indonesia tetap mampu memanfaatkan sumber daya alam dan produk manufaktur dengan efektif.
Pasar Ekspor Terbesar: Tiongkok, AS, dan India
Tiongkok, Amerika Serikat, dan India menjadi tiga negara tujuan utama ekspor Indonesia dengan pangsa gabungan sebesar 41,16 persen. Ekspor nonmigas ke Tiongkok tumbuh sebesar 8,38 persen menjadi USD24,25 miliar, menandakan pentingnya pasar Tiongkok bagi produk ekspor Indonesia.
Namun, ekspor ke India mengalami penurunan. Pudji menjelaskan, “Komoditas yang mencatat penurunan nilai ekspor nonmigas terdalam ke India secara c to c adalah bahan bakar mineral yang turun USD811,14 juta.” Penurunan ini dapat dipengaruhi oleh kebijakan energi India maupun kondisi permintaan yang berubah.
Tantangan dan Peluang di Tengah Dinamika Global
Meskipun performa ekspor secara keseluruhan menunjukkan tren positif, Indonesia menghadapi tantangan khusus dari sisi ekspor migas yang menurun dan penurunan ekspor ke beberapa pasar strategis seperti India. Selain itu, ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi harga komoditas dapat mempengaruhi stabilitas nilai ekspor ke depan.
Namun demikian, peningkatan ekspor nonmigas, khususnya komoditas unggulan seperti CPO, besi, dan baja, serta produk industri pengolahan membuka peluang besar untuk memperkuat neraca perdagangan Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
CPO dan Nonmigas sebagai Motor Ekspor Indonesia
Data BPS menunjukkan bahwa kekuatan ekspor Indonesia kini lebih banyak bertumpu pada sektor nonmigas yang didominasi produk berbasis minyak kelapa sawit dan hasil pengolahan lainnya. Dengan pertumbuhan yang stabil dan diversifikasi pasar ekspor, Indonesia berpeluang besar meningkatkan peranannya di pasar global.
Penting bagi pemerintah dan pelaku industri untuk terus menjaga momentum ini dengan mendorong inovasi produk, memperluas akses pasar, dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di kancah internasional. Dengan demikian, capaian ekspor di paruh pertama tahun 2025 bisa menjadi fondasi kuat untuk pencapaian target ekspor nasional di tahun-tahun mendatang.