JAKARTA - Pengelola jalan tol terbesar di Indonesia, Jasa Marga, terus memperkuat komitmennya untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi di jalan tol nasional. Upaya terbaru Jasa Marga adalah dengan mengintegrasikan perangkat Weight In Motion (WIM) dengan sistem Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE). Langkah ini tidak hanya untuk meningkatkan keamanan lalu lintas, tetapi juga untuk memberantas permasalahan truk over dimension over load (ODOL) yang telah lama menjadi perhatian masyarakat dan pemerintah.
Teknologi WIM adalah sistem canggih yang dapat mendeteksi kendaraan berdasarkan dimensi serta beratnya. Ini memungkinkan deteksi dini terhadap truk yang melampaui batas dimensi dan muatan yang ditetapkan. Menurut Lisye Octaviana, Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk, "Perangkat WIM akan menangkap data kendaraan seperti foto kendaraan, pelat nomor, jumlah gandar, jumlah muatan, persentase kelebihan muatan, serta kecepatan kendaraan."
Keunggulan teknologi ini telah terlihat saat uji coba penimbangan truk dengan perangkat WIM di Jembatan Timbang Kulwaru, Kulon Progo, pada awal 2022. Teknologi yang diadopsi ini merespons banyaknya kecelakaan fatal yang disebabkan oleh truk bermuatan melebihi kapasitas, yang bukan hanya membahayakan keselamatan pengguna jalan, tetapi juga merusak infrastruktur jalan.
Kerja sama antara Jasa Marga dan Korlantas Polri semakin memperkuat langkah ini, di mana perangkat WIM telah terintegrasi dengan sistem ETLE Kepolisian. "Melalui Perjanjian Kerja Sama antara Korlantas Polri dengan Jasa Marga, perangkat WIM telah terintegrasi dengan sistem ETLE Kepolisian," ujar Lisye. Integrasi ini memastikan bahwa semua pelanggaran yang terdeteksi akan divalidasi oleh pihak kepolisian untuk proses penegakan hukum lebih lanjut. "Untuk validasi pelanggaran dan proses penegakan hukum selanjutnya merupakan kewenangan dari pihak kepolisian," tambahnya.
Penggunaan teknologi seperti WIM yang terintegrasi dengan ETLE bukan hanya sekadar inovasi, tapi juga respons atas meningkatnya tuntutan untuk keselamatan dan pelayanan optimal dalam distribusi logistik. Pemerintah, melalui Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perindustrian, juga mendukung penuh upaya ini dengan menerapkan kebijakan Zero ODOL. Kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan keselamatan transportasi yang lebih baik, mengurangi dampak buruk terhadap infrastruktur, dan meningkatkan efisiensi dalam distribusi logistik di tanah air.
Pihak kepolisian mengungkapkan akan menindak tegas semua pelanggaran yang terdeteksi, terutama yang berkaitan dengan truk ODOL. Pengawasan yang ketat ini diharapkan bisa mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh truk bermuatan lebih dan memperpanjang usia infrastruktur jalan yang kerap rusak karena beban berlebih.
Dengan strategi ini, diharapkan Jasa Marga bisa memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan keselamatan di jalan tol dan menjaga infrastruktur tetap dalam kondisi optimal. Upaya ini juga selaras dengan kampanye nasional untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menaati aturan muatan, yang tidak hanya menguntungkan dari segi keselamatan, tetapi juga berdampak positif secara ekonomi dengan mengurangi biaya pemeliharaan jalan yang rusak akibat beban berlebih.
Langkah integrasi teknologi WIM dan ETLE yang dilakukan Jasa Marga jelas merupakan sebuah kemajuan signifikan bagi industri transportasi di Indonesia. Semoga dengan pelaksanaan yang baik, tingkat kecelakaan dapat menurun, dan jalanan menjadi lebih aman bagi semua pengguna. Keberhasilan ini tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada komitmen seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat pengguna jalan untuk patuh terhadap aturan yang ada.