JAKARTA - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat bahwa obligasi yang diterbitkan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) dengan nilai Rp1,28 triliun akan jatuh tempo 24 Mei 2025. Obligasi yang dimaksud adalah Obligasi III Tahun 2022 Seri A dengan peringkat idA. Untuk memenuhi kewajiban tersebut, Adhi Karya telah menyiapkan strategi finansial melalui kombinasi penerbitan surat utang baru dan fasilitas pinjaman bank.
Strategi pelunasan tersebut diungkapkan dalam rilis resmi Pefindo, Rabu, 26 Februari 2025. "Perusahaan berencana melunasi surat utang yang akan jatuh tempo tersebut melalui kombinasi penerbitan surat utang baru dan fasilitas pinjaman bank," tulis Pefindo.
Selain itu, Adhi Karya juga tengah mengupayakan Obligasi Berkelanjutan IV Seri A yang bernilai hingga Rp2 triliun. Proses penerbitan obligasi ini dijadwalkan akan selesai dan didistribusikan pada Mei 2025, memberikan tambahan likuiditas yang dibutuhkan untuk menghadapi kewajiban jatuh tempo mendatang.
Perusahaan konstruksi milik negara yang didirikan pada tahun 1960 ini, per 30 September 2024, memiliki saldo kas mengesankan sebesar Rp1,84 triliun. Di samping itu, ADHI juga memiliki akses ke fasilitas kredit yang belum digunakan dengan total keseluruhan mencapai Rp922 miliar. Kedua hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam posisi keuangan yang relatif kuat meski obligasi senilai Rp1,28 triliun akan segera jatuh tempo.
Dalam sektor konstruksi, ADHI telah membuktikan diri sebagai pemain utama. Perusahaan memfokuskan bisnis ke dalam empat segmen utama: konstruksi; engineering, procurement and construction (EPC); properti dan realti; serta investasi infrastruktur. Dengan total saham sebesar 64% dimiliki oleh pemerintah Indonesia, ADHI terus berupaya mendukung dan membangun infrastruktur nasional.
Seiring dengan jatuh tempo obligasi ini, ADHI tetap menunjukkan komitmennya untuk menjaga reputasi dan kepercayaan dari para pemegang obligasi dan kreditur. "Dengan langkah strategis yang sudah dipersiapkan, kami optimistis dapat memenuhi semua kewajiban keuangan tepat waktu," ujar salah satu perwakilan dari ADHI.
Sementara itu, di luar upaya memenuhi kewajiban finansial, Adhi Karya juga terus berkontribusi dalam pembangunan nasional. Antara lain, mereka telah berhasil membangun 17 bendungan dan menyelesaikan 14 proyek irigasi selama 15 tahun terakhir. Pencapaian ini menegaskan peran penting ADHI dalam pengembangan infrastruktur yang tidak hanya menopang kebutuhan ekonomi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.
Memenuhi kewajiban jatuh tempo yang besar tentu menjadi tantangan tersendiri, namun ADHI optimistis bahwa dengan kombinasi strategi keuangan yang mutakhir dan dukungan pemerintah, mereka akan dapat melalui periode jatuh tempo ini dengan baik. Sikap proaktif dan rencana manajemen arus kas yang matang menjadi kunci bagi ADHI dalam menjaga stabilitas keuangannya.
Dengan dukungan fasilitas kredit dan kas yang kuat, serta penerbitan obligasi baru yang sedang diproses, ADHI tampaknya siap menghadapi segala tantangan keuangan ke depan. Kesuksesan ini tidak hanya penting bagi kelangsungan perusahaan, tetapi juga bagi pembangunan dan pengembangan infrastruktur di Indonesia pada umumnya.
Pencapaian dan optimisme ini akan menjadi faktor determinan bagi kinerja ADHI ke depan, mengingat pentingnya peran sektor konstruksi dalam proses pembangunan nasional. Dengan demikian, para pemegang saham dan kreditur bisa menaruh kepercayaan pada kemampuan ADHI untuk mengelola beban finansial saat ini secara efektif dan efisien.