JAKARTA - Dalam pergeseran strategis yang signifikan, seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan bergabung di bawah pengelolaan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) pada akhir Maret 2025. Langkah ini muncul dari rencana awal yang hanya mencakup tujuh BUMN, menunjukkan peningkatan skala dan ambisi untuk meningkatkan efisiensi serta nilai investasi perusahaan-perusahaan milik negara.
Dony Oskaria, Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, mengonfirmasi langkah besar ini dan menyoroti peran strategis yang akan dimainkan oleh Danantara dalam sektor ekonomi nasional. "Danantara bukan hanya sekadar pengelola BUMN, tetapi kami juga memiliki tugas penting dalam mengelola investasi. Peran kami akan sangat krusial dalam mendorong penciptaan nilai dari BUMN," ungkap Dony Oskaria kepada media, menunjukkan keyakinan terhadap potensi pertumbuhan yang dapat dicapai dengan struktur pengelolaan baru ini.
Holding Terpadu Berstruktur Dua Lapis
Dalam kerangka kerja yang direncanakan, Danantara akan membentuk dua holding utama. Yang pertama adalah holding BUMN operasional, di mana fokus utamanya adalah mengoptimalkan pengelolaan perusahaan-BUMN untuk meningkatkan tingkat efisiensi dan penciptaan nilai tamba. Struktur ini diharapkan akan meningkatkan daya saing BUMN baik di tingkat nasional maupun internasional. "Dengan pembentukan holding operasional, kami memastikan bahwa setiap BUMN dapat memberikan kontribusi maksimal pada perekonomian dan kemakmuran nasional," kata Dony.
Dalam struktur lainnya, Danantara akan membentuk entitas yang berfokus pada investasi. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan pertumbuhan aset dan penanaman modal di sektor-sektor strategis, yang merupakan bagian integral dari rencana jangka panjang pemerintah untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. "Dengan pengelolaan investasi yang terfokus, kami yakin dapat meningkatkan nilai tambah bagi negara melalui berbagai inisiatif strategis," tambah Dony.
Pembentukan Danantara sebagai entitas pengelola untuk seluruh BUMN diharapkan juga akan mendukung upaya pemerintah dalam menekan biaya dan meningkatkan keuntungan negara dari sektor bisnis milik negara. Melalui pengelolaan yang terpusat dan terkoordinasi, diharapkan akan tercipta sinergi yang lebih baik di antara BUMN yang selama ini beroperasi secara terpisah-pisah.
Pengaruh dan Implikasi Ekonomi
Komitmen untuk menyatukan seluruh BUMN di bawah Danantara diharapkan akan membawa dampak positif dalam upaya menciptakan kebijakan ekonomi yang lebih terfokus dan efektif. Selain itu, langkah ini dianggap sebagai bagian dari rencana reformasi struktural yang lebih besar untuk mengatasi tantangan ekonomi jangka panjang.
Para analis melihat langkah ini sebagai kesempatan untuk memperkuat landasan ekonomi Indonesia dan memastikan bahwa BUMN dapat bersaing di pasar global. Dengan kepemimpinan dan arah yang lebih jelas, Danantara diharapkan dapat membantu Indonesia dalam meraih posisi yang lebih kuat dalam persaingan ekonomi global.
Antisipasi dan tantangan
Meskipun prospek penggabungan ini tampak menjanjikan, tidak sedikit tantangan yang harus dihadapi Danantara. Mengelola ratusan BUMN dengan berbagai karakteristik akan menuntut kebijakan yang adaptif dan kepemimpinan yang kuat. Namun, dengan visi yang jelas, Danantara optimis dapat mengatasi berbagai tantangan tersebut. "Kami menyadari bahwa jalan ke depan penuh tantangan, tetapi dengan kerjasama dan komitmen dari semua pihak, kami yakin misi ini akan terwujud," tegas Dony Oskaria.
Dengan langkah signifikan ini, Indonesia bersiap memasuki era baru pengelolaan BUMN yang lebih efisien dan terstruktur. Danantara Indonesia diharapkan tidak hanya mengelola aset negara dengan lebih baik, tetapi juga meningkatkan peran Indonesia dalam panggung ekonomi global. Akhir Maret 2025 akan menjadi titik awal dari era baru ini, membawa harapan untuk masa depan yang lebih cerah bagi perekonomian nasional.